KPPU-KSP Bahas Tata Kelola Komoditas Pangan Strategis

Photo Author
- Rabu, 21 Februari 2018 | 18:42 WIB

JAKARTA, KRJOGJA.com - Kepala Kantor Staf Presiden (KSP) Moeldoko bertemu Ketua Komisi Pengawas Persaingan Usaha (KPPU) membahas tata kelola pangan strategis. 

Moeldoko mengaku topik pembahasan hanya seputar perberasan. “Pertemuan untuk menyusun konsep tentang tata kelola komoditas pangan strategis,” kata Moeldoko, beberapa waktu lalu. 

Pertemuan yang berlangsung kurang dari 60 menit tersebut diklaim tidak membahas persoalan transisi kepemimpinan di tubuh KPPU. Hanya konsep tata kelola pangan strategis. Dalam berbagai kesempatan, KPPU memang fokus mengikuti dinamika tata kelola komoditas pangan strategis, seperti beras, bawang, dan sebagainya. 

"Bahkan, KPPU juga melakukan penyelidikan terkait dugaan pelanggaran persaingan usaha terkait tata kelola pangan. Saya senang karena itu mengingatkan kita semua. Semua orang Indonesia itu makan beras, makanya wajib kita pantau tentang beras ini," ujar Moeldoko.

Kendati demikian, mantan Panglima TNI ini menyayangkan belum maksimalnya regulasi tahapan peredaran beras. Lebih lanjut, kata dia, permasalahan yang menimpa petani bermula dari proses awal. Yakni dari budidaya, pasca panen, hingga tata niaga atau proses penjualan.

"Proses petani dalam mengelola beras dari padi menjadi gabah hingga beras itu melalui tahap yang panjang, itu yang perlu kita hargai dari petani beras. Walau semua dibrand dari awal semua tidak gini. Jangan seperti rencana baru bangun tidur tahapan peredaran beras ini," imbuhnya.

Sementara, Syarkawi Rauf mengatakan, adanya disparitas harga antara gabah dengan beras membuat KPPU dan Satuan Tugas (Satgas) Pangan memantau distribusi beras. Untuk itu pihaknya akan mengecek rantai distribusinya terlebih dahulu. Rantai distribusi beras diakui Syarkawi, masih lumayan panjang.

"Bagaimana lancar sampai ke konsumen, itu yang kita jaga. Biasanya, hasil panen petani masuk ke pengepul untuk kemudian masuk ke penggilingan. Dari penggilingan tersebut, beras baru disalurkan ke distributor. Distributor, riteler baru sampai ke end user. Nah ini yang ingin kita cek," kata Syarkawi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: tomi

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X