“Salah satu penyebab korupsi karena praktek-praktek birokrasi sangat rumit, sangat ribet sekali,†jelas Menteri Kehakiman Georgia, (Ms) Thea Tsulukiani. Selain itu, tidak ada koordinasi antara pusat dan daerah terkait pelayanan publik.Â
Karena itu, Georgia melakukan reformasi besar-besaran dan terus berlangsung hingga 2025. Salah satu kegiatan konkrit yang dilakukan adalah melakukan digitalisasi dokumen. “Semua dokumen yang awalnya berkas, itu semua kami digitalisasi,†ujarnya.
Dengan digitalisasi dokumen, Georgia dapat memperbaiki kesalahan yang dibuat di masa lampau sekaligus menemukan pelanggaran-pelanggaran yang dibuat di masa lalu. Pada saat masih bergabung dengan Uni Soviet, ternyata banyak yang memalsukan data kelahiran. Karena sudah digital, pemalsuan tersebut terbongkar.
Saat ini, Indonesia sedang menggenjot e-government. Melalui langkah nyata sebagaimana dilakukan Georgia, Menteri Asman juga berharap dapat belajar mengenai e-government dari Georgia. Georgia mengeluarkan anggaran yang sedikit untuk belanja TIK namun memiliki hasil yang luar biasa. “Anggaran di Georgia kecil, namun bisa melakukan hal besar,†ujar Menteri Asman.
Menteri Kehakiman Georgia, (Ms) Thea Tsulukiani mengatakan bahwa siap bekerja sama untuk mengembagkan e-government di Indonesia. “Apakah sistem kami relevant diimplementasikan di Indonesia atau tidak, bisa sharing knowledge,†tutupnya. (*)