Mau Jadi Apa Belajar Penerbitan?

Photo Author
- Sabtu, 16 September 2017 | 08:15 WIB

RUANG kuliah Politeknik Media Kreatif (Polimedia) di lantai 8 itu begitu nyaman. Pukul 8 lewat 20 menit saya sudah tiba di sana. Telat sekira lima menit dari jadwal. Hawa dingin langsung menyergap dari pendingin ruangan. Sudah ada sekira sepuluhan mahasiswa yang menunggu.

Inilah untuk kali pertama saya kembali ke kampus, mengajar di Prodi Penerbitan. Saya diminta mengisi mata kuliah Editing 2 setelah vakum mengajar selama delapan tahun. Basa-basi perkenalan pun berlangsung dengan para mahasiswa yang rata-rata kelahiran 1998.

Tentu saja saya tidak terlalu kaget ketika sebagian besar para mahasiswa itu sebenarnya kurang berminat masuk jurusan penerbitan atau boleh dibilang tidak punya renjana (passion) terhadap bidang ini. Mereka bilang kecemplung dan kalau mau dibilang lebay sebutannya terperosok.

Kondisi mereka sama seperti saya 26 tahun lalu ketika masuk Prodi Editing—masih meraba-raba apa itu editing dan mau jadi apa kelak dengan ilmu itu. Gagal masuk ITB, saya banting stir masuk Prodi D-3 Editing di Fakultas Sastra Unpad. Senior-senior saya memberi pesan bahwa saya dan teman-teman seangkatan akan menjadi manusia-manusia langka yang disebut editor. Wow!

Sejatinya nomenklatur “Penerbitan” untuk pendidikan vokasional seperti D-3 di Polimedia ini keliru. Hal ini pernah saya kemukakan juga kepada Ketua Ikapi yang hadir dalam pertemuan dengan Kemenristike Dikti. Untuk pendidikan vokasional bidang penerbitan lebih tepat menggunakan nama “Penulisan dan Editing Profesional” (Professional Writing & Editing) seperti banyak digunakan di negara-negara lain. Adapun nomenklatur “Penerbitan” (Publishing) digunakan untuk pendidikan S-1 hingga S-3.

Penamaan tersebut tentu akan lebih relevan dalam penyusunan silabus pemelajaran dikaitkan dengan kompetensi yang diharapkan dari lulusan D-3—lulusan yang diposisikan siap kerja. Lalu, mengapa Penulisan & Editing Profesional? Dua pengetahuan dan keterampilan itu harus diajarkan secara berdampingan. Seorang penulis profesional, ia juga adalah seorang editor profesional. Sebaliknya, seorang editor profesional, ia juga adalah seorang penulis profesional.

CASHFLOW QUADRANT PENERBITAN

Bagaimana dengan kebutuhan akan lulusan dari pendidikan vokasional ini? Sangat besar, itu dapat saya pastikan. Para lulusan tidak hanya dapat diserap industri penerbitan buku atau industri media, tetapi juga oleh berbagai industri yang memerlukan adanya pengelolaan publikasi, termasuk lembaga-lembaga pemerintah.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: agung

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X