KARAWANG.KRJOGJA.com - Cairan infus makin banyak dibutuhkan seiring dengan bertambahnya peserta anggota Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada tahun 2017 ini, diperkirakan kebutuhan cairan infus bisa mencapai lebih dari 150 juta unit yang akan digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat.
Â
Mengingat terus bertambahnya kebutuhan akan cairan infus tersebut, Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek sangat mengapresiasi dibangunnya pabrik farmasi PT B. Braun Medical Indonesia di Karawang, Jawa Barat.Â
"Kehadiran pabrik cairan infus ini diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri dan bahkan luar negeri," kata Menkes saat meresmikan pabrik farmasi, PT. B. Braun Medical Indonesia, di Karawang, Jawa Barat, Kamis (27/07/2017).
Menkes mengungkapkan, fairan infus merupakan obat yang banyak digunakan dalam pelayanan kesehatan masyarakat. Pada 2016, kebutuhan cairan infus mencapai 150 juta unit dan diperkirakan pada tahun ini akan terus meningkat.
Â
Dengan fakta terus bertambahnya kebutuhan cairan infus tersebut, Menkes terus mendorong agar pengembangan industri farmasi perlu dilakukan melalui kegiatan riset dan produksi dalam negeri. “Saya sangat mendorong dan memotivasi agar kita bisa membuat bahan baku obat, produksi obat sendiri dan alat kesehatan untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri dan eskpor,†kata Menkes.
Tak hanya cairan infus dasar saja, Menkes juga berharap cairan infus lain seperti hemodialisis mampu diproduksi oleh perusahaan asal Jerman ini. “Saya berharap pabrik ini mampu memproduksi obat sendiri guna memenuhi kebutuhan akan farmasi di Indonesia,†ujarnya.
Presiden B. Braun Asia Pacific, Anna Maria Braun mengatakan, akan terus melanjutkan komitmen perusahaan melalui pembangunan pabrik farmasi untuk memberikan dukungan penuh terhadap Jaminan Kesehatan Nasional dalam menyediakan produk medis kelas dunia dan terjangkau untuk masyarakat Indonesia.Â