"Saya terima kasih kepada Kemenpora, Menpora Imam Nahrawi karena programnya sampai ke daerah-daerah. Gowes Nusantara ini membantu kami untuk mengajak masyarakat berolahraga, menggelorakan olahraga di masyarakat," ucapnya, usai melepas start.
Sejatinya, Pemkab Lombok Barat juga telah menyiapkan jamuan dan sambutan untuk Menpora Imam Nahrawi. Selain tumpeng besar, ada juga kue ulang tahun yang sengaja disediakan untuk memberikan kejutan kepada Menpora yang berulang tahun ke-44.
Sebelum start Gowes dimulai, ada prosesi khusus yang dilakukan oleh panitia untuk memberikan tanah dan air dari Nusa Tenggara Barat, yang diwakili Lombok Barat Kemenpora. Tanah-air ini nantinya akan disatukan dengan tanah-air dari Provinsi lain yang ada di seluruh Indonesia yang juga menggelar ajang Gowes Nusantara untuk dibangunkan monumen di Gunung Tidar, Magelang, pada 9 September mendatang.
Prosesi pengambilan memang tidak diliput khusus karena dilakukan secara internal oleh pemerintah Lombok Barat. Namun, saat penyerahan oleh anak adat Sasak, diringi musik khas NTB, suasana pun menjadi hening dan khidmat.
Tanah dan Air yang ditempatkan di kendi tradisional tersebut dibawa oleh Anak Adat, kemudian diambil oleh Bupati dan langsung diserahkan ke perwakilan kemenpora, Arifin Madjid.
Kesakralan Prosesi tersebut memang sempat membuat para peserta dan undangan yang hadir hening.
Bahkan, Arifin dan pejabat Kemenpora yang lain pun merasakan hal yang sama dengan masyarakat yang datang pada Gowes Nusantara ini.
 "Saya bergetar, merinding tadi saat prosesi. Kami akan bawa tanah ini untuk disatukan di Magelang, sebagai penegasan daerah di Indonesia,berkomitmen dan siap untuk menjaga negara kesatuan NKRI. Meski berbeda, tapi tanah-air yang sakral ini tetap ingin menjadi satu di pangkuan Nusantara, Indonesia," tegasnya.
Sementara itu, I Nyomam Winata, Kepala Bidang Pembinaan Olahraga Massal dan Kesehatan Olahraga Kemenpora mengakui tanah itu cukup sakral.