KEPEDULIAN pada sekitar, tidak mudah menyerah, dan terus mengeksplorasi apa yang sudah dilakukan atau dipelajari, itulah nilai-nilai yang dimiliki para narasumber yang saya wawancarai dalam acara Inventora episode 8, yang disiarkan Jogja TV serta didukung oleh Waroeng “SS†Indonesia.
Saya datang ke SMAN 3 Yogyakarta, bertemu dengan Hakim Dwi Ananda (Hakim) dan Grinaldy Yafi Rasyad (Yafi), yang mengembangkan semacam alat yang ditujukan untuk mencegah pengendara menerobos lampu merah (lampu APILL).
Alat itu mereka namakan “Smart Stopperâ€. Saya juga ketemu dengan Holy Rhema Soegiantoro, yang menciptakan “Baimoslampâ€, perpaduan antara pengusir nyamuk dan lampu-tidur. Â
Bincang-bincang saya juga terasa makin menyenangkan saat saya bertemu dengan Sekar Sari, seorang pelaku seni yang menekuni seni tari dan seni peran, serta berbagai kegiatan seni lainnya.
Smart Stopper dan Baimslamp
Hakim dan Yafi menunjukkan semacam maket dari rancangan mereka ini. Nama rancangan ini sesuai dengan fungsinya, yaitu alat yang menghentikan kendaraan, khususnya saat lampu APILL menyala merah.
“Sering kami lihat pengendara, terutama anak muda yang menerobos lampu-merah. Bisa membahayakan diri sendiri maupun orang lain kan. Maka kami merancang suatu alat semacam lempengan besi di bawah yang otomatis terangkat miring ke atas saat lampu-merah menyala, sehingga dapat menghalangi pengendara yang ingin terus memacu kendaraan,†ujar Hakim.
Saat alat ini terangkat membentuk ramp, dengan lampu kuning berkedip pada lempengan besi tersebut, dan suara yang menunjukkan “Smart Stopper†sedang bekerja. Dengan adanya ramp itu maka tidak mungkin pengendara dapat jalan terus atau menerobos. Inspirasi mereka dapatkan dari tayangan-tayangan film yang menunjukkan objek-objek penting seperti istana kepresidenan dilengkapi dengan ramp semacam itu untuk perlindungan.