Waktu hujan sore-sore
Kilat sambar, pohon Kenari
E Jajaro dheng
Mangaro mari dansa dan manari
........
LIRIK lagu Ambon Manise tadi menjadi pas, ketika kami menyusuri Teluk Ambon sore itu. Matahari sebentar lagi tenggelam, sinarnya berbinar. Sepanjang pantai yang airnya tenang membiru menjadi berkilau.
"Paling banyak 20 menit lagi sampai" kata Fadli, karyawan Pemda Maluku, alumnus Fakultas Ekonomi UPN 'Veteran' Yogyakarta tersebut yang membawa kami, mengejar pemandangan saat matahari tenggelam di pantai Pintu Kota. Kami memang meminta tak perlu terburu-buru, karena bisa menikmati keindahan teluk Ambon yang memang 'manis'.
Perjalanan menuju pantai yang sangat terkenal itu, sekitar 45 menit dari kota Ambon. Beberapa kali berpapasan dengan angkutan kota, yang hilir mudik membawa penumpang. Jalan menuju pantai tersebut cukup halus.
Dan rasa penasaran kami terbayar, ketika sampai di pantai yang terletak di dusun Airlouw, Nusanine tersebut. Pantai itu memang tidak terkalu luas. Air sekitar lokasi jernih, penuh batu karang. Â
Ada tebing yang menjorok ke laut, dan anehnya, di bagian bawahnya ada lobang seperti pintu. Itulah sebabnya disebut pantai Piuntu Kota. Pepohonan sekitar tenpat tersebut tumbuh subur, sehingga cukup sejuk. Papan petunjuk arah tertera ada penginapan. Lokasi parkir luas, tapi jalan menuju lokasi turun naik, ada tangga yang tak terlalu terjal. Hanya memang beberapa warung tenpat berjualan tampak tak terurus. Padahal, andai diperbaiki dan ditata rumput serta pohon di lokasi tersebut akan lebih bagus.