Dunia Literasi Gerbang Menuju Pengetahuan

Photo Author
- Rabu, 6 September 2023 | 09:27 WIB
Dunia Literasi Gerbang Menuju Pengetahuan
Dunia Literasi Gerbang Menuju Pengetahuan

Krjogja.com - JAKARTA - Dunia literasi adalah pintu gerbang menuju pengetahuan, pemahaman yang lebih baik, dan potensi tak terbatas. Kemampuan literasi dalam membuka akses ke informasi dan peluang yang berlimpah, memungkinkan kita untuk mengambil keputusan yang lebih baik dalam hidup.

”Literasi bukanlah sekadar kemampuan membaca dan menulis, melainkan keterampilan yang memberdayakan individu untuk berpikir kritis, berkomunikasi dengan efektif, dan pada akhirnya berpartisipasi aktif dalam percaturan global," kata Kepala Biro Hukum, Organisasi, Kerja Sama dan Hubungan Masyarakat Perpustakaan Nasional (Perpusnas) Sri Marganingsih dalam media gathering, di Jakarta, Selasa (05/09/2023).

Perpustakaan Nasional, sebagai lembaga pemerintah non Kementerian mempunyai tugas, sebagaimana yang diamanatkan dalam Undang-undang Nomor 43 Tahun 2007 tentang Perpustakaan.

Disamping itu Perpustakaan Nasional juga mempunyai fungsi sebagai perpustakaan Pembina, Deposit, Rujukan, Penelitian, Pelestarian dan Sebagai Pusat Jejaring Perpustakaan sebagaimana amanat Undang-Undang Nomor 43 tahun 2007 tentang Perpustakaan dan juga Undang Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah yang ditindaklanjuti melalui Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah.

Untuk itu kelembagaan perpustakaan dalam bentuk dinas, wajib dibentuk disetiap didaerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota. Perpustakaan menyediakan layanan yang bertransformasi sesuai dengan kemajuan teknologi informasi dan komunikasi serta kebutuhan masyarakat. Dipaparkan, arah transformasi menekankan bahwa paradigma perpustakaan kini telah berubah.

Baca Juga: TPST Piyungan Dibuka Terbatas, Pemda DIY dan Paguyuban Jasa Pengangkut Sampah Swasta Bagi Kuota

Paradigma baru perpustakaan mengarahkan sumber daya dan upaya perpustakaan dengan proporsi 10 persen untuk manajemen koleksi (collection management), 20 persen untuk manajemen pengetahuan (knowledge management) dan 70 persen untuk transfer pengetahuan (transfer knowledge).

Dikatakan, berbagai partisipasi masyarakat ditunjukkan dalam urusan literasi dan terasa impresif. Sejumlah upaya konstruktif mendekatkan sumber bacaan menjangkau hingga ke pelosok dilakukan melalui kuda pustaka, becak pustaka, bemo pustaka, motor pustaka, perahu pustaka, noken pustaka, dan lainnya.

Berdasarkan data tahun 2022 mencatat tidak kurang dari 16.331 pegiat literasi tersebar di berbagai penjuru tanah air. Perpustakaan Nasional melihat potensi ini sebagai kekuatan yang harus dikolaborasikan melalui Akademi Literasi dan terus didorong perkembangannya. Adapun tujuan dari Akademi Literasi ialah mewujudkan kolaborasi pegiat literasi melalui pemberdayaan masyarakat yang integratif dan partisipatif, serta meningkatkan nilai gemar membaca dan indeks pembangunan literasi masyarakat.

Selain itu, sejak tahun 2018, Perpustakaan Nasional memiliki program prioritas nasional yaitu Transformasi Perpustakaan Berbasis Inklusi Sosial (TPBIS). Program yang mendapat dukungan dari Bappenas RI ini merupakan suatu pendekatan pelayanan perpustakaan yang berkomitmen meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat pengguna perpustakaan.

Baca Juga: Australia Barat Gencarkan Misi Perdagangannya Ke Indonesia

Dengan program ini, Perpustakaan Nasional terus bergerak untuk menjadikan perpustakaan sebagai ruang publik berbagi pengalaman, berlatih keterampilan dan kecakapan hidup, belajar secara konteksual untuk menjadi masyarakat produktif, mandiri dan sejahtera. Program ini terdiri dari kegiatan pendampingan, bimtek, bantuan TIK, bantuan koleksi siap pakai dan rak buku, dan perangkat jaringan untuk akses internet.

Sementara itu Kepala Pusat Jasa Informasi dan Pengelolaan Naskah Nusantara, Agus Sutoyo mengatakan, pada tahun 2023 ada tiga naskah diusulkan untuk menjadi Ingatan Kolektif Nasional (IKON) untuk menjadi memory of the world (MoW) yakni Tambo Tuanku Imam Bonjol, Sang Hyang Sika Kandang dan Syair Syair Hamzah Fansyuri. Sedangkan naskah kuno yang sudah diakui okeh Unesco adalah Babad Diponegoro, Naskah Negarakertagama, naskah Panji, naksah Hikayat Aceh dan La Ligo.

"Tahun 2023 ini ada tiga naskah kuno kita ajukan ke MoW, untuk di catat di UNESCO, ini untuk menambah 5 yang sudah di setujui untuk MoW," tegasnya. (Lmg)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ivan Aditya

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X