Krjogja.com - Jakarta - Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mencatat terjadi penurunan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di tahun 2023. Di mana tahun 2023 terjadi 98.071 kasus, sementara pada 2022 tercatat ada 143.176 kasus DBD.
"Situasi DBD di Indonesia saat ini menunjukkan bahwa tren dengue empat tahun terakhir pernah terjadi peningkatan sampai dua kali lipat pada tahun 2022. Kemudian di tahun 2023, Indonesia mencapai tren penurunan dengue hingga 98 ribu kasus," Demikian Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono dalam video pendek pada diskusi publik tentang 'Peran Masyarakat dalam Perlindungan Keluarga terhadap Ancaman Dengue' di Jakarta, Rabu (17/1/2024).
Baca Juga: Lagi, Korban Penganiayan Oknum TNI Lapor Denpom IV/1 Purwokerto
Sementara itu, angka kematian dengue tahun 2022 tercatat tinggi, yaitu sebanyak 1.236 jiwa. Sedangkan pada 2023, kasus kematian DBD mencapai 764 jiwa. "Ini merupakan hal yang harus diseriusi, saya setuju dan mendukung apa yang Bapak Ibu lakukan untuk mengangkat masalah dengue menjadi forum diskusi. Ini tentu saja, dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan masyarakat," kata Dante.
Menurutnya, sebagian besar wilayah Indonesia insiden ratenya masih di atas 10 kasus. Insiden rate merupakan jumlah kasus baru di populasi dan periode waktu tertentu, insiden rate di atas 10 terbilang masih tinggi.
Baca Juga: Rayuan Maut Gus Iqdam untuk Ning Nila, Ukhti-ukhti Jangan Iri
"Di beberapa tempat insiden ratenya justru masih tinggi di atas 10. Sebagian besar wilayah di Indonesia insiden ratenya masih di atas 10," ujar Dante yang juga merupakan Guru Besar Universitas Indonesia.
Jumlah kasus (incident rate) DBD kembali naik akibat fenomena El Nino, menurut Wakil Menteri Kesehatan Dante Saksono Harbuwono. Meski angka kejadian DBD terbilang tinggi, kematian akibat DBD cukup terkendali sejak tahun 1976.
Baca Juga: Tiga Penjual Miras Tanpa Izin Jalani Sidang di PN Boyolali
"Tiap kali El Nino datang, situasi iklim berubah, maka incident rate-nya meningkat. Dengan kejadian El Nino di tahun 2008, 2016, sekarang sudah mulai sedikit naik," kata Dante dalam video pendek .
Dante menjelaskan Indonesia sudah cukup baik dalam mengatasi DBD melalui upaya promotif dan preventif. Melalui edukasi, masyarakat mampu mengenali kejadian DBD sebagai masalah yang sangat darurat.
Baca Juga: Usai Ditahan Imbang Persiraja, Vengko Armedya Ungkapkan Hal Ini
Berdasarkan jejak pengendalian DBD di Indonesia, pemerintah telah melakukan berbagai upaya sejak tahun 1980. Upaya itu seperti model/teknologi Larvasida pada 1980-an, fogging nyamuk yang dimulai 1990-an, hingga program Jumantik di tahun 2000-an.
"Mudah-mudahan nanti Indonesia bisa melakukan berbagai macam upaya lagi yang lebih advance dan lebih baik, serta lebih dini dalam upaya mengatasi DBD pada masa yang akan datang," ujarnya.(ati)