Tanggapi Film Dirty Vote, Islah: Penguasa Tak Selalu Jadi Negarawan

Photo Author
- Senin, 12 Februari 2024 | 22:05 WIB
Poster film Dirty Vote (Istimewa)
Poster film Dirty Vote (Istimewa)


KRjogja.com - JAKARTA - Film dokumenter tentang kecurangan pemilu 2024 'Dirty Vote' yang tayang pada minggu tenang Pilpres 2024, hari Minggu (11/2/2024) kemarin menuai polemik.

Islah Bahrawi, tokoh Nahdlatul Ulama (NU) dan Direktur Eksekutif Jaringan Moderat Indonesia (JMI) turut mengungkapkan pendapatnya soal film dokumenter tersebut.

Islah mengaku, setelah nonton "Dirty Vote", dirinya jadi ingat pemikiran para tokoh seperti John Stuart Mill, Timothy Snyder dan Abu al-A'la al-Ma'arri.

"Inilah petuah mereka: 'Seorang penguasa adalah seorang Politisi, yang tidak selalu identik sebagai Negarawan. Seorang Politisi terus memikirkan kekuasaan, kemenangan, kekalahan dan balas dendam'," ujar Islah dalam cuitan di akun X miliknya, Senin (12/2/2024).

Baca Juga: Bawaslu: Jangan Kampanye di Medsos Selama Masa Tenang, Ini Sanksinya

Islah melanjutkan, seorang negarawan selalu meminta rakyatnya menjadi yang terbaik dan tidak memaksa rakyat untuk memujinya sebagai yang terbaik.

Islah pun berpendapat, manusia pada dasarnya tidak pantas menguasai semua yang diinginkannya. Seorang penguasa pun hanya memiliki kekuasaan selama tidak mengambil segalanya dari orang lain.

"Namun ketika penguasa telah merampas segalanya, maka orang lain seharusnya tidak wajib mengakui kekuasaannya," tegas Islah.

Islah menegaskan, terlalu banyak penguasa jahat dan culas yang membajak jubah-jubah kesalehan, sehingga pada akhirnya tersungkur dalam kebencian massal.

"Ketika seorang penguasa menipu rakyat dengan kata-kata penuh suka cita untuk menutupi kejahatannya, maka dia akan mati terinjak-injak oleh tarian rakyatnya," tegasnya.

Baca Juga: Gejayan Memanggil Kembali, Alarm Demokrasi Dinyalakan Mahasiswa Lagi

Sebelumnya, rumah produksi WatchDoc baru saja merilis film dokumenter terbaru berjudul Dirty Vote. Film yang disutradarai Dandhy Dwi Laksono itu berisi tentang kecurangan-kecurangan di Pemilu 2024.

Film itu menampilkan tiga orang ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari, dan Zainal Arifin Mochtar. Film ini dapat diakses di akun YouTube Dirty Vote.(Ati)

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Danar W

Tags

Artikel Terkait

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X