Berdasarkan penelitian Organization Health Index (OHI) oleh McKinsey, disebutkan bahwa OHI Score Ditjen PDM ada di nilai 83 dan masuk di kategori top quartile. Angka ini satu tingkat lebih tinggi dibanding OHI Kemendikbudristek yang memperoleh nilai 80 di kategori second quartile.
“Menariknya, untuk penilaian indikator-indikator yang mendukung organisasi sehat di kalangan supervisor, direktur, dan eselon-eselon, baik itu lingkungan kerja, motivasi, kapabilitas, dan sebagainya, rata-rata masuk di kategori top decile yang merupakan kategori tertinggi. Untuk semua level pun motivasi pegawai mendapat skor 84, yakni di kategori top decile,” jelas Dirjen Iwan.
Baca Juga: 7 Rekomendasi Lontong Sayur di Jogja yang Enak dan Gurih, Cocok untuk Sarapan
Lebih lanjut ia mengungkapkan, “Hal ini menjadi refleksi bagi kita untuk melakukan transformasi organisasi yang lebih baik lagi ke depan. Kita perlu ingat bahwa ending goal dari segala upaya yang kita lakukan adalah demi murid, murid, dan murid.”
Sampai saat ini sudah terdapat 26 episode kebijakan Merdeka Belajar yang diluncurkan, dan hampir setengah kebijakan tersebut berkaitan dengan stakeholder Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah. “Kita perlu berempati kepada stakeholder kita, apakah kebijakan-kebijakan yang telah diluncurkan dapat diterima dengan baik oleh mereka, dan apakah mereka sudah dapat melaksanakannya demi transformasi satuan pendidikan.”
Baca Juga: Marak Penipuan Lewat Aplikasi, Inilah Tips untuk Menghindarinya
Sebelum menutup, Iwan Syahril mengatakan bahwa setiap episode kebijakan Merdeka Belajar saling berkesinambungan, semua episode tersebut adalah upaya problem solving yang dibangun agar satuan pendidikan dapat melakukan identifikasi, refleksi, dan pembenahan secara berkelanjutan, sehingga murid-murid kita mendapat layanan pendidikan yang lebih berkualitas. (Ati)