Hoaks MLB NU: Wacana Abal-Abal yang Tidak Dibenarkan PBNU

Photo Author
- Minggu, 15 September 2024 | 18:48 WIB
Ketua PBNU, *H. Abdullah Latopada* (foto LTN PBNU)
Ketua PBNU, *H. Abdullah Latopada* (foto LTN PBNU)

Krjogja.com-JAKARTA — Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), H. Abdullah Latopada, menegaskan bahwa wacana Musyawarah Luar Biasa Nahdlatul Ulama (MLB NU) yang beredar adalah hoaks dan tidak melibatkan pengurus cabang atau wilayah NU. Menurut Latopada, isu tersebut hanya digaungkan oleh segelintir pihak yang tidak memiliki legitimasi dalam struktur NU.

“Saya pastikan tidak ada satu pun cabang atau wilayah yang terlibat dalam wacana itu. Itu hanya isu yang didengungkan oleh beberapa orang yang tidak memiliki pekerjaan jelas,” ujar Latopada pada Ahad (15/9) di Jakarta.

MLB NU Abal-Abal: Hanya Gerombolan Tanpa Legitimasi

Latopada, yang juga mantan Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda (GP) Ansor, menyatakan bahwa wacana MLB NU ini sudah usang dan kembali diangkat oleh pihak yang tidak memiliki hak atau kewenangan apa pun di dalam struktur PBNU. Menurutnya, mereka yang menyebarkan isu ini adalah kelompok kecil yang tidak memiliki dasar hukum atau posisi di bawah jajaran pengurus resmi PBNU.

“Mereka hanyalah sekumpulan orang yang tidak memiliki pekerjaan tetap. Kami tahu dengan jelas siapa saja yang berada di balik ini,” ungkap Latopada.

Struktur PBNU Kokoh dan Terkonsolidasi

Latopada juga menekankan bahwa di dalam lingkungan NU tidak pernah ada perebutan jabatan. Struktur organisasi PBNU, menurutnya, sangat kuat dan sudah terkonsolidasi hingga ke tingkat bawah. Oleh karena itu, dia menegaskan bahwa setiap klaim yang menyebut bahwa wacana MLB NU didukung oleh Pengurus Cabang NU (PCNU) atau Pengurus Wilayah NU (PWNU) adalah kebohongan.

Baca Juga: Tasyakuran Satu Abad Media NU: Menghormati Warisan dan Membangun Masa Depan

“Jika ada yang mengklaim mereka didukung oleh PCNU atau PWNU, saya pastikan itu hanyalah upaya menyebarkan hoaks. Di NU, tidak ada yang namanya perebutan jabatan,” tambah Latopada.

Penyebaran Hoaks dalam Lingkungan NU

Terkait penyebaran hoaks ini, PBNU merasa perlu mengambil tindakan tegas untuk mencegah kerusakan citra organisasi. Penyebaran informasi yang tidak benar seperti ini dinilai hanya menimbulkan kebingungan di kalangan masyarakat, terutama bagi warga Nahdliyin yang setia pada ajaran dan prinsip-prinsip NU.

Latopada kembali mengingatkan masyarakat untuk tidak mudah percaya pada informasi yang beredar tanpa verifikasi. “Jangan mudah terpengaruh oleh isu yang beredar di media sosial atau grup-grup percakapan. Pastikan informasi yang diterima benar dan berasal dari sumber yang dapat dipercaya,” jelasnya.

Baca Juga: PBNU Siapkan Tim Khusus untuk Kembalikan PKB ke Pangkuan NU

Dalam era digital ini, penyebaran hoaks semakin cepat dan sulit dikendalikan, terutama melalui platform media sosial. Oleh karena itu, Latopada mengajak semua pihak untuk lebih bijak dalam menerima dan menyebarkan informasi. Hal ini penting untuk menjaga keharmonisan dan stabilitas organisasi, terutama di lingkungan NU yang telah memiliki struktur kuat dan terorganisir.

Sebagai organisasi yang besar, NU dihadapkan pada berbagai tantangan, termasuk penyebaran hoaks yang kerap kali dimanfaatkan oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab untuk menciptakan konflik internal. Namun, Latopada yakin bahwa dengan soliditas dan konsolidasi yang sudah terbangun, PBNU mampu menghadapi setiap ancaman yang datang.

Latopada menegaskan bahwa PBNU tetap solid dan akan terus fokus pada upaya meningkatkan kesejahteraan umat dan memperkuat peran NU dalam menjaga keutuhan bangsa. Ia juga meminta kepada seluruh warga NU untuk tetap bersatu dan tidak terpengaruh oleh wacana-wacana yang tidak jelas asal-usulnya.

“Kita harus tetap solid dan terus bekerja untuk kebaikan umat. Jangan biarkan isu-isu seperti ini memecah belah kita. NU telah berdiri kokoh selama puluhan tahun dan akan terus demikian,” tuturnya.

Hoaks Sebagai Ancaman bagi Keutuhan Organisasi

Hoaks tidak hanya berbahaya karena dapat menyesatkan informasi, tetapi juga karena mampu memicu ketegangan di dalam organisasi. Bagi NU, menjaga persatuan dan kesatuan adalah hal yang utama, mengingat peran pentingnya dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Primaswolo Sudjono

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X