Jelang 100 Hari Prabowo-Gibran, Program Makan Bergizi Gratis Bisa Jadi Tolak Ukur Kinerja

Photo Author
- Sabtu, 18 Januari 2025 | 17:10 WIB
Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama meninjau uji coba MBG di SDN 02 Jeruksawit (foto: Abdul Alim)
Komandan Kodim 0727/Karanganyar Letkol Inf Andri Army Yudha Ardhitama meninjau uji coba MBG di SDN 02 Jeruksawit (foto: Abdul Alim)


Krjogja.com Jakarta Pemerintahan Presiden Prabowo dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka akan mencatatkan hari ke-100 pada 28 Januari 2025.

Menjelang momentum tersebut, Analis Politik Arifki Chaniago meyatakan program Makan Bergizi Gratis (MBG) menjadi tolak ukur kinerja yang nyata. “Memang program 100 hari belum bisa menjadi nilai ukur atau refrensi ke depan, tetapi program besarnya bisa kita lihat seperti Makan Bergizi Gratis ini dalam proses uji coba di sejumlah wilayah yang akan menjadi tolak ukur ke depan,” kata Arifki melalui pesan suara diterima, Jumat (17/1/2025).

Dia mencatat, jika eksekusi MBG bisa berjalan dengan baik maka program tersebut tetap akan menjadi prioritas pemerintahan Prabowo-Gibran ke depan.

Baca Juga: Ada Bulu Burung dan Darah Ditemukan di 2 Mesin Pesawat Jeju Air Celaka di Korea Selatan, Penyebab Kecelakaan?

Kuncinya, adalah bagaimana memberikan rasa yakin kepada masyarakat sebab baru saja dimulai sudah ada dua pendapat berbeda soal pendanaan.

“Saya rasa ini penting dilihat terkait pilihan MBG, soal anggarannya yang masih ada beda pendapat seperti DPD punya usul dan KSP yang memberikan jawabannya,” nilai Arifki.

Dia menambahkan, catatan berikutnya soal kinerja 100 hari pemerintahan Prabowo-Gibran adalah soal jumlah para pembantunya atau menteri dan wakil menterinya yang berpotensi saling bersinggungan sehingga terjadi tumpang tindih.

“Hal penting lain yang perlu diperhatilan soal tumpang tindih birokrasi dengan banyaknya kementerian karena beberapa isu umum cenderung memiliki keterkaitan lebih dari satu lembaga. Jadi ini juga peting menjadi catatan 100 harinya,” sebut Arifki.

Baca Juga: Ada Bulu Burung dan Darah Ditemukan di 2 Mesin Pesawat Jeju Air Celaka di Korea Selatan, Penyebab Kecelakaan?

Berjalan Lambat
Senada dengan itu, Direktur Eksekutif Indonesia Political Opinion (IPO) Dedi Kurnia Syah, juga melihat banyaknya pos kementerian membuat kinerja pemerintahan Prabowo-Gibran berjalan lambat.

"100 hari pertama kinerja pemerintahan Prabowo masih terhitung lambat, utamanya karena banyak pos kementerian baru dan tidak berdampak pada pembangunan riil,” kata Dedi dalam keterangan terpisah.

Menurut Dedi, dari sekian banyak pos kementerian, hanya segelintir yang terlihat bekerja. Sisanya, sekedar menjabat tanpa progress signifikan di 100 hari pertama.

“Struktur kabinet dan pos elit Istana perlu dievaluasi. Perlu pengurangan jabatan yang tidak perlu. Termasuk perlu dihapusnya pos utusan khusus Presiden, juga para Wamen yang perlu dievaluasi keberadaanya," tegas Dedi. (*)

 

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X