Krjogja.com Jakarta – Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro menegaskan tidak ada pemotongan anggaran beasiswa.
"Pendidikan adalah hak semua warga negara, tidak ada pemotongan alokasi anggaran pendidikan tinggi untuk beasiswa dan Kartu Indonesia pintar Kuliah (KIP-K)" Demikian Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Satryo Soemantri Brodjonegoro dalam keterangan persnya.Selasa (18/2/2025) malam.
Dalam melakukan efiisiensi tidak ada pemotongan anggaran pendidikan tinggi untuk beasiswa dan KIP Kuliah sehingga UKT tidak naik.Sebelumnya diberitkan Efisiensi di perguruan tinggi, perguruan tinggi menaikkan uang kuliah.
Baca Juga: Ghosting Sampai KDRT Pemicu Perceraian di Indonesia
“Karena kalau Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negri (BOPTN ) dipotong separuh, maka ada kemungkinan perguruan tinggi harus menaikkan uang kuliah,”Demikian Mendiktisaintek Satryo Sumantri dalam rapat kerja dengan Komisi X DPR RI di , Jakarta, Rabu (12/2) sore.
Dalam paparannya Satryo menekankan Rancangan Perubahan Anggaran Kemdiktisaintek tahun 2025 di depan Komisi X DPR RI, pagu awal program itu sebesar Rp 6,018 triliun, tapi terkena efisiensi sebesar Rp 3 triliun. Satryo pun menjelaskan efisiensi ini berpotensi berdampak pada kenaikan uang kuliah.
Tidak hanya BOPTN saja yang kena efisiensi, Program bantuan pada PTS (Perguruan Tinggi Swasta) yang awalnya dianggarkan Rp 365,3 miliar, juga dikenakan efisiensi 50 persen.
Baca Juga: Kelas Menengah Tulang Punggung Perekonomian Nasional
Program Bantuan Pendanaan Perguruan Tinggi Badan Hukum (BPPTNBH) yang memiliki pagu awal Rp 2,37 triliun juga ikut kena efisiensi sebesar 50 persen. Satryo mengatakan bahwa efisiensi program ini berpengaruh pada kenaikan PTNBH (Perguruan Tinggi Negeri Berbadan Hukum).
Kemdiktisaintek internal kementeriannya sedang mencoba mengakali efisiensi anggaran agar tidak berdampak kepada publik.
“Ini kami mencoba untuk mengurangi potongan tersebut sehingga kami usulkan efisiensi yang dilakukan semula Rp 1,185 triliun menjadi Rp 711,081 miliar, 30 persen dari 50 persen yang semula. Kita ikuti potongan meski tidak sebesar yang mereka lakukan, kalau besar potongannya, PTNBH terpaksa naikkan sebagian uang mahasiswa,” kata Satriyo.
Baca Juga: BRI Gunakan Data untuk Berinovasi
Oleh karena itu Satryo berharap Komisi X bisa membantu agar kementeriannya tidak dikenakan efisiensi anggaran hingga Rp 14,3 triliun dari total pagu anggaran sebesar Rp 56,6 triliun di 2025. Ia mengusulkan agar efisiensi hanya Rp 6,78 triliun saja.
“Dengan posisi ini saya berharap bapak ibu Komisi X bisa memperjuangkan supaya pemotongan tidak Rp 14,3 triliun tetapi menjadi hanya Rp 6,78 triliun,” ujar Mendiktisaintek.(ati)