Kelas Menengah Tulang Punggung Perekonomian Nasional

Photo Author
- Selasa, 18 Februari 2025 | 22:20 WIB
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam acara IDE Katadata 2025: Data for Growth di Jakarta, Selasa (18/2).   (istimewa)
Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam acara IDE Katadata 2025: Data for Growth di Jakarta, Selasa (18/2). (istimewa)


Krjogja.com - Jakarta - Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono mengungkapkan, kelas menengah masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Pasalnya lebih dari 70 persen konsumsi berasal dari kelas menengah.

APBN berperan sebagai shock absorber dan melindungi seluruh lapisan kesejahteraan sosial, mulai dari kelompok rentan hingga kelas menengah melalui berbagai program subdsidi dan kompensasi.

“Kelas menengah masih menjadi tulang punggung perekonomian Indonesia. Pasalnya lebih dari 70 persen konsumsi berasal dari kelas menengah,” Wakil Menteri Keuangan Thomas Djiwandono dalam acara IDE Katadata 2025: Data for Growth di Jakarta, Selasa (18/2).

Baca Juga: Internasionalisasi di FITK Universitas Alma Ata

Dikatakan, pada 2025 pemerintah mengalokasikan Rp 827 triliun untuk berbagai program termasuk subsidi, insentif PPN, bantuan sosial dan kredit usaha. Sebagian besar insentif PPN difokuskan menjaga konsumsi rumah tangga.

Thomas mengakui jumlah kelas menengah di Indonesia susut dalam beberapa tahun terakhir. Namun, kondisinya masih relatif lebih baik dibandingkan negara lain.

Sejak 2014-2024, jumlah kelas menengah di Indonesia turun tipis dari 17,24 persen menjadi 17,13 persen dari populasi domestik. Namun, Thomas meyakini kelas menengah di Indonesia tetap berpeluang meningkat dalam jangka panjang melalui insentif dan kebijakan yang akan digulirkan pemerintah.

Baca Juga: Sultan Beri Selamat PSIM Lolos Liga 1, Berharap Menang di Laga Final

"Memang harus diwaspadai. Tapi resilience ekonomi Indonesia masih sangat baik, dibandingkan negara lain,” ujarnya.

Strategi pemerintah pada masa depan adalah fokus ke sisi pertumbuhan berkelanjutan dan stabilitas makro ekonomi. Di samping itu, ketahanan fiskal dan reformasi struktural, menurut Thomas, dapat mendukung perbaikan volume kelas menengah.

Pemerintah menargetkan jumlah kelas menengah mencapai 70 persen dari populasi domestik pada 2045. Target ini untuk mendukung visi Indonesia menjadi negara maju dengan pendapatan per kapita mencapai 30.300 dolar AS.

Baca Juga: KPU Karanganyar Kembalikan Rp3,5 Miliar Dana Hibah Pilkada ke Kas Daerah

Sementara itu, Direktur Riset Katadata Insight Center, Gundy Cahyadi mengatakan, Katadata Insight Center merilis survei dengan tema Kelas Menengah di Tengah Ketidakpastian Ekonomi. Survei ini tidak bertujuan untuk menjawab pertanyaan penyebab menyusutnya kelas menengah di Indonesia.

Survei KIC menemukan fakta bahwa perilaku finansial kelas menengah sebetulnya cukup positif.

Sebanyak 70 persen responden melakukan perencanaan keuangan. Satu dari dua responden memisahkan anggaran untuk tagihan dan keperluan harian. Selain itu, lebih dari 40 persen responden mencatat pengeluarannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizinĀ redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Realisasi APBN Hingga November 2025 Tetap Terjaga

Sabtu, 20 Desember 2025 | 09:15 WIB

BMM Salurkan Bantuan untuk Penyintas Bencana di Sumatera

Selasa, 16 Desember 2025 | 10:20 WIB

Layanan Dan Jaringan CIMB Niaga Pada Nataru Ready

Sabtu, 13 Desember 2025 | 18:55 WIB

Mau Spin Off, CIMB Niaga Siapkan Tiga Tahapan Ini

Jumat, 12 Desember 2025 | 07:38 WIB

F30 Strategi Bisnis Baru CIMB Niaga

Kamis, 11 Desember 2025 | 18:52 WIB

Hingga 2025, Ada 146 Bank Telah DIlikuidasi LPS

Sabtu, 6 Desember 2025 | 18:00 WIB

Penyaluran BLT Kesra Sudah Mencapai 75 Persen

Jumat, 5 Desember 2025 | 19:05 WIB
X