Mendikdasmen: Pendidikan yang Berkualitas Tidak Dapat Dipisahkan dari Kondisi Kesehatan Peserta Didik

Photo Author
- Kamis, 27 Maret 2025 | 17:10 WIB
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti  bersama Badan Gizi Nasional  oleh Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana (Rini Suryati)
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) oleh Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah Abdul Mu'ti bersama Badan Gizi Nasional oleh Kepala Badan Gizi Nasional, Dadan Hindayana (Rini Suryati)

KRJogja.com - JAKARTA - Pendidikan yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dari kondisi kesehatan peserta didik. Oleh karena itu Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah (Kemendikdasmen) bersama Badan Gizi Nasional ,Kamis (27/3/2025) secara resmi menandatangani Nota Kesepahaman yang bertujuan memperkuat kerja sama dalam meningkatkan pemenuhan gizi bagi peserta didik di seluruh Indonesia. Acara yang berlangsung di Gedung A, Lantai 3, Kemendikdasmen,Jakarta.

"Ini menandai langkah strategis pemerintah dalam menciptakan generasi bangsa yang lebih sehat, cerdas, dan siap bersaing menuju Indonesia Emas 2045" ujar Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen), Abdul Mu’ti.

Baca Juga: BRI RO Yogyakarta Berbagi Sembako Ramadhan Bersama Sahabat Pers

Pendidikan yang berkualitas tidak dapat dipisahkan dari kondisi kesehatan peserta didik. Status gizi yang baik berperan besar dalam mendukung perkembangan kognitif, meningkatkan daya konsentrasi, serta memperbaiki prestasi akademik anak-anak di sekolah.

Namun, tantangan yang dihadapi saat ini masih cukup besar. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik tahun 2024, angka prevalensi ketidakcukupan konsumsi pangan di Indonesia masih berada di angka 8,53 persen.

Ini menunjukkan bahwa masih banyak anak yang belum mendapatkan asupan gizi yang memadai, baik dari segi jumlah maupun kualitas. Selain itu, tantangan gizi anak di Indonesia juga semakin kompleks, dengan tingginya angka kekurangan zat gizi mikro yang terjadi bersamaan dengan meningkatnya prevalensi kelebihan berat badan dan obesitas akibat pola makan yang tidak sehat.

Baca Juga: Mitra Grab Ngabuburit dengan Bagikan Ratusan Takjil di Yogyakarta

Menanggapi kondisi ini, pemerintah telah meluncurkan program Makan Bergizi Gratis (MBG) sebagai bagian dari upaya nasional dalam memastikan anak-anak mendapatkan akses makanan sehat dan bergizi. Program ini merupakan inisiatif Badan Gizi Nasional sebagai sektor utama, dengan Kemendikdasmen berperan sebagai sistem pendukung dalam implementasinya di lingkungan sekolah.

Program MBG mulai dijalankan secara penuh pada Januari 2025 sebagai bagian dari upaya memperkuat ekosistem kesehatan anak-anak di sekolah. Sebelumnya, berbagai inisiatif telah dijalankan untuk mendukung program ini, salah satunya Gerakan Sekolah Sehat (GSS), yang mengedepankan lima aspek utama, yaitu Sehat Bergizi, Sehat Fisik, Sehat Imunisasi, Sehat Jiwa, dan Sehat Lingkungan.

Inisiatif-inisiatif tersebut menjadi bagian dari sistem pendukung yang memastikan keberlanjutan dan efektivitas program MBG dalam meningkatkan kualitas gizi anak-anak.

Nota Kesepahaman yang ditandatangani hari ini menjadi landasan penting bagi pelaksanaan program ini, dengan tujuan utama memastikan kerja sama yang lebih erat antara Kemendikdasmen dan Badan Gizi Nasional dalam mendukung pelaksanaan program pemenuhan gizi di lingkungan sekolah.

Dalam sambutannya, ia menyampaikan apresiasi terhadap Badan Gizi Nasional atas percepatan program pemenuhan gizi bagi peserta didik.

“Alhamdulillah, kita bersyukur program-program Badan Gizi Nasional berjalan lebih cepat dan melampaui ekspektasi sebelumnya. Kami berterima kasih karena penerima manfaat terbesar dari program ini adalah mereka yang belajar di Kemendikdasmen, mulai dari PAUD, TK, SD, SMP, hingga SMA. Dengan program Makan Bergizi Gratis, Insya Allah kita memiliki generasi yang lebih sehat, kuat, dan berkarakter,” ucap Mendikdasmen di Jakarta, pada Kamis (27/3).

Lebih lanjut, Menteri Mu’ti mengatakan bahwa program MBG tidak hanya bertujuan meningkatkan gizi peserta didik, tetapi juga menjadi sarana membangun pendidikan karakter, seperti kebiasaan berdoa sebelum makan, menjaga kebersihan, serta menanamkan nilai-nilai tanggung jawab dan kemandirian.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X