Tak ketinggalan, partisipasi dari ilmuwan dan praktisi Indonesia seperti Prof. dr. Herawati Sudoyo dari Mochtar Riady Institute for Nanotechnology turut menegaskan pentingnya kolaborasi lokal-global dalam mengatasi tantangan kanker. Dengan konten ilmiah yang padat dan jaringan profesional yang kuat, The 5th Siloam Oncology Summit 2025 diproyeksikan sebagai forum strategis dalam membentuk masa depan layanan kanker yang lebih baik dan berkelanjutan.
Pembicara internasional SOS 2025, Prof. David Currow, FAHMS, FRSN dari University of Wollongong, Australia menyampaikan harapannya untuk masa depan penanganan kanker di Asia Tenggara.
“Saya berharap, kedepannya semakin banyak perawatan paliatif yang diberikan kepada para penderita kanker. Tidak hanya terbatas pada terapi kanker, kita perlu memberikan dukungan yang berfokus dalam meningkatkan kualitas hidup pasien. Jika ini diterapkan di seluruh Asia Tenggara, tentu hasilnya akan sangat luar biasa,” harapnya.
Dengan diselenggarakannya Siloam Oncology Summit 2025, MRCCC Siloam Hospitals Semanggi tidak hanya memperkuat jejaring global dalam pengobatan kanker, tetapi juga menegaskan pentingnya perubahan paradigma menuju perawatan yang berpusat pada manusia.
Inovasi teknologi, pendekatan multidisipliner, dan kolaborasi lintas institusi harus bermuara pada satu tujuan utama yaitu memberikan perawatan yang menghargai martabat, kebutuhan, dan pengalaman hidup setiap pasien.
Sedangkan Kepala Bagian Genitourinari dan Direktur Medis Klinik Kanker Prostat Multidisiplin di University of Texas MD Anderson Cancer Center, Deborah A Kuban,mengatakan forum ini menghadirkan diskusi dan pelatihan terkait isu-isu krusial dalam penanganan kanker, termasuk pendekatan personal, terapi terkini, serta pentingnya deteksi dini.
Kegiatan ini melibatkan sejumlah pakar onkologi dari dalam dan luar negeri, dengan fokus pada peningkatan kapasitas tenaga kesehatan. Agendanya mencakup simposium, sesi pleno, dan pelatihan teknis seperti penggunaan endoscopic ultrasound (EUS) untuk kanker pankreas dan hati.
Terdapat pula forum diskusi dan kompetisi poster yang memberi ruang bagi kontribusi dari berbagai profesi medis.(ati)