Ketum PBNU Gus Yahya: Kita Butuh Dialog, Bukan Saling Maki di Medsos

Photo Author
- Jumat, 13 Juni 2025 | 17:20 WIB
Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya),tengahbdalam Diskusi Rutin Forum Kramat dengan tema Pentingnya Konsensus Kebangsaan  (Rini Suryati)
Ketum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya),tengahbdalam Diskusi Rutin Forum Kramat dengan tema Pentingnya Konsensus Kebangsaan (Rini Suryati)

Selain itu, ujar Gus Yahya, ada pula kebutuhan mendesak akan konsensus bersama mengenai etika, yaitu apa yang dianggap patut dan apa yang tidak patut dalam konteks etika publik. Hal-hal seperti ini, lanjutnya, belum dirumuskan secara jelas dan perlu menjadi perhatian bersama.

"Ini kita sangat butuh. Hal-hal semacam ini, saya kira, tidak cukup hanya kepada UU atau aturan hukum, karena aturan-aturan hukum itu jatuhnya lalu cenderung jadi lebih kepada koridor teknis yang dalam praktik sangat sering kemudian disiasati saja, tergantung kepentingan pelaku. Disiasati koridor ini supaya lolos dari pagar-pagar hukum teknis itu. Maka, tidak cukup," jelasnya.

Ketum PGI (Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia) Pendeta Jacky Manuputty mengungkapkan ketakutannya akibat polarisasi yang berkembang bahwa tradisi guyub atau rukun sebagai bangsa menjadi hilang.

"Dalam perjumpaan-perjumpaan seperti ini, banyak hal yang diangkat dalam suasana guyub dijadikan konsensus, atau mendorong untuk meresonansikan apa yang kita sebut sebagai konsensus," katanya.

Ia menceritakan kembali bagaimana risalah-risalah Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) dirumuskan. Meski ada perdebatan, suasana untuk saling terbuka terhadap ide-ide menjadikan konsensus tersebut terbentuk dengan baik.

Tak hanya itu, lanjutnya, krisis-krisis yang dihadapi saat ini tidak lagi seragam atau datang dari satu sumber yang sama, melainkan beragam, kompleks, dan saling berkelindan, antara ekonomi, sosial, teknologi, dan lingkungan.

"Karena itu menjadi sangat penting di dalam situasi suasana seperti ini, saya sangat setuju yang disampaikan (Gus Yahya), konsensus dibutuhkan," terangnya. (ati)

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X