BMKG Prediksi Kemarau Basah Hingga Oktober 2025, Warga Diimbau Waspada Banjir dan Longsor

Photo Author
- Selasa, 8 Juli 2025 | 08:10 WIB
Ilustrasi - Pengendara sepeda motor menerobos genangan air saat hujan deras di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (22/11/2024).  (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)
Ilustrasi - Pengendara sepeda motor menerobos genangan air saat hujan deras di Jalan Raya Pasar Minggu, Jakarta, Jumat (22/11/2024). (ANTARA/M Riezko Bima Elko Prasetyo)

Krjogja.com – JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memperingatkan masyarakat terkait cuaca tidak biasa sepanjang musim kemarau 2025. Bukannya kering, sejumlah wilayah Indonesia justru diprediksi mengalami kemarau basah hingga Oktober 2025, dengan hujan turun hampir setiap hari.

Kepala BMKG, Dwikorita Karnawati, dalam konferensi pers daring, Senin (7/7), menyebutkan bahwa curah hujan di atas normal masih terjadi karena melemahnya Monsun Australia serta suhu muka laut yang tetap hangat di selatan Indonesia.

> “Kondisi ini memicu pembentukan awan hujan di banyak wilayah Indonesia. Bahkan hujan ekstrem tercatat lebih dari 100 mm per hari di Bogor, Mataram, dan Sulsel,” ujar Dwikorita.

 Jabodetabek dan Sejumlah Wilayah Diwaspadai

BMKG mencatat hanya 30 persen wilayah Indonesia yang telah memasuki musim kemarau per Juni 2025, jauh dari normalnya 64 persen. Sementara itu, cuaca ekstrem sudah memicu banjir, longsor, pohon tumbang, hingga kemacetan di Jabodetabek, Sulawesi Selatan, Kalimantan Timur, dan Papua.

Dwikorita juga menyoroti potensi hujan deras yang masih tinggi di Pulau Jawa bagian barat dan tengah, termasuk wilayah padat aktivitas seperti Jakarta, Bogor, Tangerang, dan Bekasi.

> “Hujan ekstrem pada 5 dan 6 Juli menyebabkan kerusakan infrastruktur dan genangan parah di Jakarta Timur dan Tangerang,” jelasnya.

 

BMKG memperkirakan potensi hujan lebat masih akan berlangsung hingga pertengahan Juli, dengan pergeseran intensitas ke wilayah Indonesia bagian tengah dan timur.

Operasi Modifikasi Cuaca Dikerahkan

Sebagai respons cepat, BMKG bekerja sama dengan BNPB dan Pemprov DKI melakukan Operasi Modifikasi Cuaca (OMC) untuk menekan dampak hujan ekstrem di wilayah padat penduduk.

> “Operasi modifikasi cuaca dilaksanakan mulai 7 hingga 11 Juli di wilayah DKI Jakarta dan Jawa Barat. Jika diperlukan, akan diperpanjang,” terang Deputi Bidang Modifikasi Cuaca, Tri Handoko Seto.

 

BMKG mengimbau masyarakat untuk tidak lengah meski sedang musim kemarau, karena potensi bencana hidrometeorologi seperti banjir, tanah longsor, dan angin kencang tetap tinggi.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X