Melalui Kegiatan PIJAR, Berdayakan Petani Hadapi Tantangan Resistensi Hama

Photo Author
- Rabu, 30 Juli 2025 | 19:40 WIB
Foto: Kegiatan PIJAR Syngenta Indonesia di 20 kota di Indonesia.   ((Istimewa))
Foto: Kegiatan PIJAR Syngenta Indonesia di 20 kota di Indonesia. ((Istimewa))

 Krjogja.com - JAKARTA--Kegiatan PIJAR (Plinazolin Maju dan Bersinar) telah dilakukan Syngenta Indonesia di 20 kota di Indonesia. Tujuannya, memperkenalkan kembali solusi perlindungan tanaman inovatif berbasis Plinazolin, yang menawarkan pengendalian kuat terhadap hama utama yaitu penggerek batang kuning pada tanaman padi, spodoptera exigua pada tanaman bawang merah, dan thrips pada tanaman cabai.

"Rangkaian acara PIJAR ini menunjukkan komitmen Syngenta dalam memberdayakan petani Indonesia dengan solusi inovatif," kata Tey Hui Xiang (Tracy), Portfolio Manager di Syngenta Indonesia dalam pernyataannya di Jakarta, Rabu (30/7/2025).

Disebutkan, acara tersebut berlangsung pada 8 Mei, 12 Juni, dan 26 Juni ini telah menjangkau lebih dari 1.600 petani dan 20 penyuluh pertanian melalui format hybrid. Dalam kegiatan ini juga menampilkan dua teknologi yaitu INCIPIO® dan SIMODIS®. Melalui PIJAR menekankan pentingnya praktik aplikasi yang bertanggung jawab untuk memastikan efektivitas jangka panjang dalam pengendalian hama dan mendukung pertanian berkelanjutan.

Baca Juga: Meriah! Temu Kangen Lintas Alumni Paspero di Jogja

"Kami memberikan solusi produk perlindungan tanaman yang ampuh bagi petani untuk melindungi tanaman mereka dan meningkatkan hasil panen secara berkelanjutan," jelas Tracy. Melalui pendekatan ini, menurutnya, sangat krusial, mengingat tingkat pemahaman petani tentang manajemen resistensi masih beragam.

Dengan memahami konsep manajemen resistensi, petani dapat memperoleh manfaat penting yaitu menjaga efektivitas pengendalian hama dalam jangka panjang, mencegah kerugian panen akibat hama yang resistan. Selain itu, mendorong praktik pertanian yang lebih berkelanjutan, dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan akibat penggunaan produk perlindungan tanaman yang berlebihan atau tidak sesuai aturan.

Jadi, ujar Tracy, melalui edukasi tentang manajemen resistensi yang tepat dalam kegiatan PIJAR, diharapkan petani dapat mempertahankan atau bahkan meningkatkan hasil panen. Petani juga dapat mengurangi penggunaan produk perlindungan tanaman yang tidak perlu, sehingga menghemat pengeluaran. Hal ini, tentu dapat mengarah pada strategi pengendalian hama yang lebih hemat biaya serta meningkatkan kualitas panen.

Baca Juga: FORKOM PPBN Gaungkan Wanita Berkebaya dalam Keseharian

Selain itu, kata Tracy, meningkatkan pengetahuan petani mengenai pengelolaan hama sehingga akan memberikan dampak positif yang lebih luas, antara lain berkontribusi langsung pada peningkatan produksi pangan dalam negeri yang akan mendukung upaya pemerintah dalam mencapai swasembada pangan sebagai bagian dari Asta Cita.

Kegiatan PIJAR juga menjadi wadah peluncuran program loyalitas SETIA, sebuah inisiatif inovatif berbasis kode QR yang bertujuan mengapresiasi loyalitas petani dan melindungi mereka dari produk palsu. "SETIA adalah jawaban atas kekhawatiran petani tentang produk palsu," tandas Tracy. (Ful)

 

Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X