Freeport Ajak Peneliti Lakukan Riset Biodiversitas di Papua

Photo Author
- Selasa, 26 Agustus 2025 | 09:00 WIB
Freeport Ajak Peneliti Lakukan Riset Biodiversitas di Papua (Istimewa )
Freeport Ajak Peneliti Lakukan Riset Biodiversitas di Papua (Istimewa )

KRjogja. com -Jakarta - Koordinator Fauna Biodiversity PT Freeport Indonesia (PTFI) Kukuh Indra Kusuma menegaskan komitmen perusahaan dalam riset biodiversitas di Papua, yang menghasilkan penemuan ilmiah penting. Salah satunya adalah berhasil mendokumentasikan 130 spesies baru. 

Kukuh menjelaskan, sejak 1997 Freeport menjalankan studi dasar biodiversitas di wilayah operasi PTFI di Mimika, yang berbatasan langsung dengan Taman Nasional Lorentz salah satu kawasan dengan tingkat keanekaragaman hayati tertinggi di dunia. 

“Hasilnya, lebih dari 130 spesies baru berhasil terdokumentasi, dan riset itu telah melahirkan buku serta artikel ilmiah yang bisa diakses publik secara gratis. PTFI juga, membuka ruang lebih besar bagi para peneliti mengingat akses ke kawasan ini sebelumnya terbatas,” kata Kukuh di acara Green Collabs dengan tema “Dari Kota, Kembali ke Alam: Kolaborasi Merawat Keanekaragaman Hayati”, akhir pekan lalu di Taman Literasi Martha Tiahahu, Jakarta, Senin (25/8).

Baca Juga: Rifka Annisa Soroti Modus Baru Kekerasan Seksual Berbasis Elektronik

Kukuh menambahkan, keberadaan Freeport di Mimika membuat penelitian biodiversitas di Papua bisa dilakukan lebih intensif. Capaian lainnya yang paling menonjol adalah mengungkap bahwa hewan yang sempat diduga punah, yaitu New Guinea Singing Dog, ditemukan kembali di area dekat operasi Freeport. 

“Pada 2018, fase kedua riset membuktikan bahwa gen Singing Dog yang kami temui itu ternyata masih murni. Lalu pada 2022, kajian ekologi kami lakukan untuk memahami habitatnya. Kini fokusnya adalah bagaimana konservasinya bisa berjalan berkelanjutan,” kata Kukuh.

Ia menambahkan, transisi Freeport dari tambang terbuka menuju tambang bawah tanah juga memberi dampak positif pada konservasi habitat satwa langka tersebut. Kukuh juga menekankan bahwa semua rencana pengembangan Freeport harus melalui kajian ekologis. Misalnya, bila pembangunan fasilitas baru berpotensi mengganggu spesies tumbuhan atau satwa terancam punah, perusahaan mencari alternatif lain. 

Baca Juga: Fisioterapi Peduli Anak Down Syndrome

“Kebutuhan akomodasi karyawan kami siasati dengan pembangunan vertikal agar tidak perlu membuka area baru. Semua dilakukan agar keseimbangan operasi dan konservasi tetap terjaga,” jelas Kukuh. 

Terkait pelestarian keanekaragam hayati ini, Freeport Indonesia juga meraih penghargaan Program Konservasi Mamalia Terbaik dari Wildlife Habitat Council (WHC) pada konferensi WHC 2024 di New Orleans, Louisiana. Hal ini didapat atas komitmen perusahaan dalam melestarikan New Guinea Singing Dog, spesies anjing paling langka di dunia. Penghargaan ini juga mengakui peran Freeport dalam meningkatkan kesadaran konservasi melalui kolaborasi dengan masyarakat, akademisi, dan pemerintah terkait.(Lmg)

 

 

 

 

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Tomi Sujatmiko

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X