“Permintaan maaf atau sowan belaka tidak cukup. Luka yang mereka goreskan terlalu dalam. Ini bukan hanya soal satu Kiai — ini soal kehormatan seluruh dunia pesantren,” tulisnya di unggahan Instagram.
Kontroversi ini kini menjadi sorotan nasional, terutama karena terjadi hanya beberapa hari menjelang peringatan Hari Santri Nasional. Banyak pihak menilai, kasus ini harus menjadi momentum bagi media untuk lebih berhati-hati dalam membingkai isu keagamaan dan menghormati tradisi pesantren sebagai bagian penting dari budaya Indonesia. (*)
Sumber:
(Nadirsyah Hosen atau Gus Nadir)