JAKARTA -Menteri Pariwisata Widianty Putri Wardhana mengatakan, sektor pariwisata merupakan motor penggerak ekonomi dan memiliki dampak sosial yang luas. Misalnya pariwisata memberikan kontribusi 4,9 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) dan bisa menyerap 25,88 juta tenaga kerja.
“Sektor pariwisata merupakan motor penggerak ekonomi dan memiliki dampak sosial yang luas dan bisa menyerap banyak tenaga kerja,” kata Menteri Pariwisata Widianty Putri Wardhana, pada acara Indonesia Tourism Outlook (ITO), di Jakarta, Rabu (29/10).
Ditegaskan, saat ini telah terjadi pergeseran sumber utama pariwisata, juga pergeseran perubahan demografi, pola perubahan pemilihan destinasi.
Perubahan sumber pariwisata terjadi siginfikan, ada 15 pasar outbound terbesar seperti Cina, Amerika Serikat, Jerman dan Indonesia juga.
Hal ini didasarkan kepada pertumbuhan kelas menengah, dan juga peningkatan pendapatan per kapita penduduk dan indeks harga konsumen.
Kondisi perubahan sumber pariwisata ini pentingnya penawaran pariwisata Indonesia agar relevan dan menarik bagi wisatawan baru sekaligus membuka mengembangkan pariwisata Indonesia terutama minat khusus terutama pariwisata ramah muslim yang sangat diminati oleh wisatawan dari Timur Tengah..
Pada tahun 2030, diperkirakan total pengeluaran muslim mencapai 235 miliar dolar AS. Dengan populasi muslim terbesar di dunia, Indonesia memiliki ekosistem dan fasilitas yang mendukung yang dibutuhkan wisatawan muslim.
Sementara untuk perubahan demografi, tambahnya, gen Z dan milenial akan menjadi motor baru pertumbuhan pariwisata dunia. Karena minat pariwisata karena paling tinggi, karena ini perlu dihadirkan pengalaman yang baik dengan versi mereka.
Bahkan 80 persen milenial dan gen Z lebih memilih, merencanakan perjalanan melalui aplikasi atau media sosial. Bahkan 83 persen milenial dan gen Z menemukan generative AI bergina untuk booking perjalanan.
“Melillnial dan gen Z, itu cara mereka mencari informasi tentang destinasi dari media sosial, menonton konten kreator, “ tegasnya.
Kemudian menghadirkan pengalaman wisata yang lebih autentik, dengan menggabungkan destinasi populer dan destinasi niche dalam produk wisata.
Dipaparkan, untuk program unggulan industri pariwisata, yakni pariwisata naik kelas. Untuk mewujudkan pariwisata yang menekankan nilai, keberlanjutan dan pengalaman bermakna dibandingkan sekedar jumlah kunjungan.
“63 persen calon wisatawan berencana mengunjungi detour destination pada kunjungan berikutnya,” tegasnya.
Kemudian desa wisata, dengan mendorong pemerataan ekonomi dan pembangunan inklusif melalui program pendampingan bagi desa wisata.
Kemudian tourism 5.0, dengan digitalisasi pariwisata dan pemanfaatan teknologi untuk pemasaran yang lebih luas dan berkualitas. (Lmg)