Zulhas Ungkap Program MBG Bisa Gerakkan Ekonomi hingga Rp 86 T dan Dongkrak Kualitas SDM

Photo Author
- Minggu, 2 November 2025 | 19:05 WIB
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan  (Dok)
Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Dok)

KRjogja.com - Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan (Zulhas) menilai program Makan Bergizi Gratis (MBG) memiliki potensi untuk menstimulasi perekonomian nasional hingga Rp86 triliun per tahun.

Angka tersebut muncul dari kalkulasi kebutuhan bahan pangan dalam skala besar guna mencukupi gizi para penerima manfaat program.

Baca Juga: SD Al Azhar Syifa Budi Juara KU 10 MilkLife Soccer Challenge

Secara keseluruhan, terdapat 82,9 juta penerima manfaat yang mencakup anak sekolah, ibu hamil, dan balita.

Dalam satu tahun, konsumsi pangan MBG diproyeksikan mencapai nilai lebih dari Rp80 triliun, terdiri atas telur, daging ayam, ikan, dan beras. Skala konsumsi sebesar itu menjadikan MBG penggerak penting dalam ekonomi pangan dan peternakan senilai sekitar Rp86 triliun per tahun.

Bagi Zulhas, besarnya skala program prioritas Presiden Prabowo Subianto tidak semata memperbaiki mutu gizi masyarakat, melainkan juga strategi untuk menumbuhkan ekonomi rakyat secara terintegrasi dari hulu sampai hilir.

Baca Juga: HUT ke-78, SMP Negeri 3 Yogakarta Punya Kiprah Luar Biasa

"Saya juga diminta memimpin ini, 82,9 juta memberi MBG itu, maka kita perlu telur satu hari, satu anak satu, perlu 82,9 juta butir telur. Perlu potongan ayam, 82,9 juta potongan ayam, potongan ikan, potongan mangkuk sayur, potongan buah," tuturnya dalam sambutannya pada ajang Festival Ekonomi dan Keuangan Digital Indonesia & Indonesia Fintech Summit & Expo 2025 (FEKDI x IFSE) yang digelar di JCC Senayan, Jakarta Pusat, Sabtu (1/11).

Ia menuturkan bahwa dampak ekonomi dari program ini sudah mulai terlihat di masyarakat. Lonjakan harga ayam dan telur di sejumlah wilayah dinilai mencerminkan meningkatnya daya beli akibat MBG.

"Sekarang di Jawa Barat agak bergejolak, sudah naik kira-kira hampir 10 persen, harga telur dan harga ayam, karena MBG. Oleh karena ini akan menimbulkan dampak ikutan ekonomi kerakyatan yang luar biasa," ungkapnya.

Dengan pelaksanaan MBG, Zulhas percaya kesejahteraan petani, nelayan, dan peternak akan meningkat melalui penguatan pasar pangan lokal. Menurutnya, inisiatif ini berangkat dari kesadaran bahwa kemajuan bangsa ditentukan oleh mutu sumber daya manusianya.

Adapun Zulhas menilai rendahnya gizi masyarakat sebagai faktor yang menurunkan kualitas daya pikir serta produktivitas rakyat. Ia menilai bahwa rata-rata IQ yang masih rendah menjadi alasan penting untuk memperkuat program perbaikan gizi anak sedari kecil.

"Oleh karena itu kalau saya tidak salah, mohon maaf, rata-rata IQ di rata-rata Indonesia 78. Tentu yang di ruang ini beda, tapi rata-rata 78. Kalau gizinya kurang dan itu yang terjadi bertahun-tahun, itu fisiknya lemah, IQ-nya rendah," terangnya.

Ia menegaskan bahwa program MBG yang diterapkan luas dapat menjadi investasi penting bagi masa depan Indonesia. Kecukupan gizi dinilai krusial untuk mencetak generasi yang sehat dan kompetitif di kancah global.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X