KRjogja.com - MATARAM - Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Hindu Kementerian Agama Republik Indonesia mencatat berbagai capaian signifikan selama tiga tahun kepemimpinan Prof. Dr. Drs. I Nengah Duija, M.Si (2023–2025). Transformasi besar dilakukan pada bidang pendidikan, kelembagaan, pemberdayaan umat, serta digitalisasi layanan publik demi terwujudnya tata kelola keagamaan yang adaptif, modern, dan berintegritas. Hal ini disampaikan dalam media gathering di mataram, nusa tenggara barat, Sabtu (09/11/2025).
Selama tiga tahun terakhir, lahir dan berkembang satuan pendidikan Hindu (Widyalaya) diberbagai daerah, berdasarkan PMA Nomor 2 Tahun 2024. Saat ini terdapat 110 Pratama Widyalaya, 18 Madyama Widyalaya, 10 Adi Widyalaya, 5 Utama Widyalaya, dan 3 Utama Widyalaya Kejuruan. Proses akreditasi juga meningkat signifikan dengan 10 sekolah berstatus A dan 68 sekolah berstatus B. Selain itu, Ditjen Bimas Hindu memperluas akses pendidikan inklusi di tujuh Widyalaya dan menyalurkan bantuan sarana, prasarana, serta dana operasional mencapai Rp24 miliar lebih pada periode 2024–2025.
Baca Juga: IKPN DIY Peringati Hari Pahlawan dengan Ziarah dan Donasi Dana Pendidikan
Perubahan bentuk dan status kelembagaan menjadi bukti nyata penguatan pendidikan tinggi Hindu. STHD Klaten resmi menjadi STAHN Jawa Dwipa (PMA No. 6 Tahun 2024), sementara STAHN Mpu Kuturan Singaraja ditetapkan menjadi Institut Agama Hindu Negeri Mpu Kuturan melalui Peraturan Presiden Nomor 61 Tahun 2025. Dua institut lain, IAHN Gde Pudja Mataram dan IAHN Tampung Penyang Palangkaraya, kini sedang berproses menuju Universitas Hindu Negeri.
Ditjen Bimas Hindu meluncurkan berbagai inovasi digital seperti PADMA, PTSP (Pancadatu), PPID Digital, dan SIPANDU untuk meningkatkan akses dan transparansi layanan publik. Pengembangan sistem SINDU menjadi platform data modern dan integratif menjadi bukti komitmen transformasi digital berkelanjutan. Inovasi ini turut mendukung implementasi reformasi birokrasi serta peningkatan kualitas pelayanan publik berbasis teknologi.
Baca Juga: Pacuan Kuda Semakin Diminati Generasi Muda, Keponakan Presiden Prabowo Gagas Tiga Piala Raja di 2026
Ekoteologi yang digagas oleh Menteri Agama menjadi inspirasi lahirnya gerakan Green Dharma yang digerakkan oleh Ditjen Bimas Hindu sebagai wujud nyata kepedulian umat terhadap lingkungan. Melalui kegiatan penanaman ribuan pohon pada hari suci tumpek wariga, pelepasan ikan, burung dan tukik pada tumpek Uye, serta kampanye kampus bebas plastik, gerakan ini menghidupkan nilai-nilai Tri Hita Karana yang menekankan harmoni antara manusia, alam, dan Tuhan. Program ini sekaligus mempertegas peran ajaran agama dalam menjaga keseimbangan ekologi dan spiritualitas, serta menjadi bentuk nyata implementasi ekoteologi Hindu di tengah upaya menjaga keberlanjutan bumi.
Sebagai bentuk penguatan ekonomi dan ketahanan keluarga Hindu, Ditjen Bimas Hindu mendirikan 27 Rumah Bina Keluarga Sukinah (RBKS) yang tersebar diseluruh Indonesia. Program pemberdayaan ekonomi umat juga dijalankan melalui bantuan usaha ternak dan UMKM di delapan lokasi, mendorong kemandirian ekonomi berbasis dharma. Selain itu, terbentuknya Badan Dharma Dana Nasional (BDDN) dan penguatan Lembaga Pengembangan Dharma Gita (LPDG) menjadi tonggak penting dalam mengelola dana punia dan melestarikan seni keagamaan Hindu di tingkat nasional.
Baca Juga: Mampir di 9 Kota, Ini 15 Film Jepang dan Jadwal JFF 2025
Dalam bidang tata kelola, capaian kinerja Ditjen Bimas Hindu menunjukkan hasil positif dan konsisten. Nilai SAKIP tahun 2024 mencapai 84,70 dengan predikat Memuaskan, sementara nilai IKPA berada di kisaran 95% (kategori A). Realisasi anggaran tahun 2025 tercatat sebesar Rp63,8 miliar, menunjukkan efisiensi dan disiplin dalam pelaksanaan program. Konsistensi ini menempatkan Ditjen Bimas Hindu dalam zona hijau kinerja pemerintah selama sepuluh tahun berturut-turut.
“Transformasi yang kami jalankan bukan sekadar perubahan sistem, tetapi perubahan budaya pelayanan. Kami ingin membangun birokrasi yang adaptif, transparan, dan berintegritas, demi mewujudkan umat Hindu yang unggul, berdaya saing, dan berakhlak dharma,” tegas Prof. I Nengah Duija.
Baca Juga: Ternyata Ini Penyebab Banyak Jalan Tol Sepi
Tiga tahun perjalanan Ditjen Bimas Hindu menjadi tonggak penting bagi pembangunan keagamaan Hindu di Indonesia. Melalui pendidikan, digitalisasi, pemberdayaan, dan pelestarian nilai-nilai dharma, Ditjen Bimas Hindu terus berkomitmen menghadirkan pelayanan publik yang profesional dan berkeadilan bagi seluruh umat Hindu di tanah air.(Ati)