Krjogja.com –JAKARTA– Detasemen Khusus (Densus) 88 Antiteror Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) mengungkap bahwa terduga pelaku peledakan di SMAN 72 Jakarta belajar cara merakit bom lewat tutorial di internet.
Juru Bicara Densus 88 Antiteror Polri, AKBP Mayndra Eka Wardhana, menuturkan bahwa proses perakitan bom tersebut dilakukan sendirian oleh pelaku tanpa bantuan orang lain.
Baca Juga: Komisi A DPRD Yogya Pastikan Anggaran Perbaikan SAH 2026 Tetap Prioritas
"Dirakit sendiri, dan pelaku mengakses melalui internet cara-cara merakit bom," ungkap AKBP Mayndra kepada wartawan, Selasa (11/11/2025).
Meski begitu , Mayndra tidak menjelaskan lebih lanjut perihal bahan-bahan peledak yang digunakan dalam insiden tersebut. "Berkenan dikonfirmasi kepada otoritas Brimob Gegana atau Bidhumas Polda Metro," jelasnya.
Menurut pengakuan Mayndra, pelaku insiden peledakan di SMAN 72 Jakarta sering mengakses komunitas daring dan jaringan gelap sebelum melancarkan aksinya. Ia menambahkan, situs-situs yang kerap dikunjungi oleh pelaku kebanyakan memuat tentang video atau foto perang, pembunuhan, dan aksi-aksi sadis lainnya.
Baca Juga: Buntut 'Macet' di Kulonprogo, KAI Bandara Minta Maaf dan Tindak Cepat Gangguan KA YIA
"Yang menampilkan video atau foto orang yang benar-benar meninggal dunia, biasanya akibat kecelakaan, perang, pembunuhan, atau kejadian brutal lainnya," papar Mayndra.
Pada Jumat (7/11/2025) sekitar pukul 12.15 silam, terjadi ledakan di SMAN 72 Jakarta tepat di area masjid saat kegiatan salat jumat tengah berlangsung. Menurut keterangan dari pihak berwenang, tidak ada korban yang meninggal dunia dalam insiden ledakan tersebut. Meski begitu, tercatat korban luka-luka ada sebanyak 96 orang di peristiwa tersebut.
Menurut hasil temuan Polri, terdapat tujuh peledak yang dibawa oleh terduga pelaku ke SMAN 72 Jakarta. Dari ketujuh peledak, hanya empat diantaranya yang meledak di dua titik lokasi yang berbeda. Sementara tiga peledak lainnya, kini disita oleh petugas untuk proses penyelidikan lebih lanjut. (*)