Tutup OMI 225, Menag : Sains dan Agama Berjalan Seiring,dan Madrasah adalah Jembatannya

Photo Author
- Jumat, 14 November 2025 | 21:50 WIB
 Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar (Ist)
Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar (Ist)

Krjogja.com - TANGERANG - Gelaran Olimpiade Madrasah Indonesia (OMI) 2025 resmi ditutup oleh Menteri Agama RI, Nasaruddin Umar, di Tangerang, Rabu (13/11/2025). Dalam sambutannya, Menteri Agama menyampaikan apresiasi mendalam atas kreativitas dan karya luar biasa yang ditampilkan para siswa madrasah dari seluruh Indonesia.

“OMI 2025 menampilkan berbagai macam karya yang luar biasa. Inilah wujud nyata dari semangat hikmah — akar sejarah peradaban manusia yang pertama,” ujar Nasaruddin mengawali sambutannya.

Baca Juga: Peringati HKN Kota Magelang Pasang Stiker KTR di Angkot 'Jempol'

Menurutnya, konsep hikmah telah lama menjadi fondasi utama pendidikan madrasah. Ia menjelaskan bahwa metode pendidikan berbasis hikmah sejatinya bersifat universal dan inklusif.

“Madrasah tidak hanya milik umat Islam. Sejarah menunjukkan, lembaga sejenis madrasah juga berkembang di kalangan Yahudi dan Nasrani. Madrasah lahir dari semangat multikultural, dialog antaragama, dan kedisiplinan ilmu,” tuturnya.

Menteri Agama menekankan bahwa sejak masa keemasan Islam, madrasah menjadi pusat integrasi antara ilmu agama dan ilmu pengetahuan umum.

Baca Juga: Kolaborasi Mahasiswa UNY dan Belmawa Dorong Digitalisasi Pengelolaan Sampah di Gunungkidul

“Ciri khas keilmuan Islam klasik adalah tidak ada sekat antara ilmu agama dan ilmu sains. Dari madrasah lahir para ilmuwan besar yang juga tokoh agama. Inilah yang membedakan pendidikan Islam di masa lalu,” ungkapnya.

Lebih jauh, Nasaruddin Umar menuturkan bahwa Islam sejak awal sangat menghargai ilmu pengetahuan. Ia mencontohkan bagaimana Nabi Muhammad SAW memberikan apresiasi kepada seorang anak muda yang menemukan teknologi penerangan baru di Madinah, sebagai bentuk dukungan terhadap inovasi dan kreativitas.

“Itu bukti bahwa Islam sangat menghormati sains dan para pencari ilmu,” ujarnya.

Dalam pandangannya, sains dan agama bukan dua hal yang bertentangan, melainkan saling melengkapi.

“Sains adalah alat bagi manusia untuk menjadi khalifah di bumi, sedangkan agama adalah kekuatan yang membimbing manusia sebagai hamba Allah. Keduanya harus berjalan beriringan. Dan yang paling mampu memadukan keduanya adalah madrasah,” tegasnya.

Menutup sambutan, Menteri Agama berpesan agar keterbatasan sumber daya tidak menjadi penghalang bagi madrasah untuk berprestasi.

“Jangan jadikan keterbatasan dana atau fasilitas sebagai alasan untuk berhenti berinovasi. Justru dari keterbatasan itu lahir kekuatan, lahir keikhlasan, dan lahir prestasi yang membawa keberkahan,” pesannya.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Ary B Prass

Tags

Rekomendasi

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB
X