nasional

Dua Pertiga Habitatnya Hilang, Populasi Gajah Asia Terancam

Minggu, 30 April 2023 | 20:30 WIB
Ilustrasi (KR/dok)

Krjogja.com - GAJAH ASIA kini terdaftar sebagai salah satu binatang yang terancam punah karena kehilangan hampir dua pertiga habitatnya di seluruh Asia.


Spesies ini dapat ditemukan di 13 negara benua Asia, tetapi habitat hutan dan padang rumput mereka telah terkikis lebih dari 64% – setara dengan 3,3 juta kilometer persegi daratan.


Hal ini diakibatkan oleh penggundulan hutan dan meningkatnya penggunaan lahan oleh manusia untuk pertanian dan infrastruktur sejak tahun 1700.


Melansir CNN, Jumat (28/4/2023) Studi yang diterbitkan Kamis di jurnal Scientific Reports, mengkompilasi karya beberapa ahli yang dipimpin oleh ahli biologi dan ilmuwan konservasi Shermin de Silva, seorang profesor dari University of California, San Diego.


Tim menemukan bahwa hilangnya habitat dalam skala besar telah meningkatkan potensi konflik antara gajah dan manusia. Namun, ini masih dapat dihindari dengan perencanaan yang tepat.


“Kekhawatiran saya adalah kita akan mencapai titik kritis di mana budaya non-konfrontasi satu sama lain digantikan oleh budaya antagonisme dan kekerasan oleh kedua spesies… Kita harus meredakan situasi ini,” kata de Silva, yang juga pendiri dan presiden Trunks and Leaves, sebuah organisasi nirlaba yang didedikasikan untuk konservasi gajah liar Asia dan habitatnya.


[crosslink_1]


Negara-negara Asia
Studi tersebut mengatakan bahwa penurunan terbesar habitat gajah terjadi di China, di mana 94% lahan yang cocok hilang antara tahun 1700 dan 2015. Kemudian diikuti oleh India, yang kehilangan 86%.


Sementara, lebih dari separuh habitat gajah yang cocok telah hilang di Bangladesh, Thailand, Vietnam, dan Sumatera di Indonesia.


Bhutan, Nepal, dan Sri Lanka juga mengalami penurunan yang signifikan. Sebagian besarnya di daerah di mana gajah masih berkeliaran hingga saat ini.


“Memulihkan habitat ini tidak berarti menjaganya tetap statis. Sebaliknya kita perlu lebih memahami peran masyarakat petani pedesaan, masyarakat adat yang sering terpinggirkan dalam sistem ekonomi yang telah diberlakukan,” kata de Silva.


“Kita juga perlu memperhitungkan bagaimana dinamika ini dapat dipertahankan secara berkelanjutan, mengingat ukuran populasi manusia yang terus berkembang serta adanya perubahan iklim.”


Peneliti menemukan adanya percepatan hilangnya habitat gajah sejak tahun 1700, bertepatan dengan perluasan kolonisasi Eropa di wilayah tersebut.


Selama masa ini, penebangan, pembangunan jalan, ekstraksi sumber daya, dan penggundulan hutan meningkat, sehingga pertanian menjadi lebih intens di lahan yang mungkin menampung satwa liar.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB