nasional

Digenjot, Sertifikasi Halal di Danau Toba

Jumat, 23 November 2018 | 14:44 WIB

TOBA, KRJOGJA.com - Keterisiian penumpang penerbangan Malindo Air dan Air Asia dari Malaysia ke Silangit  punya perkembangan signifikan.

Hal itu membuat seluruh pelaku pariwisata di Danau Toba harus bisa mempersiapkan sambutan yang sangat cocok untuk wisatawan dari Negri Jiran tersebut.

"Saya mendapatkan laporan dari pihak maskapai di Silangit bahwa setiap hari Jumat wisatawan Malaysia datang dengan jumlah di atas ratusan. Selain hari Jumat itu biasa di angka 90 wisatawan setiap harinya. Itu artinya pasar ini bertumbuh bagus," kata Asisten Deputi Pengembangan Destinasi Pariwisata Regional I Deputi Bidang Pengembangan Destinasi PariwisataKementerian Pariwisata (Kemenpar) Lokot Ahmad Enda.

Karena itu, imbuh Lokot, semua pelaku pariwisata di Danau Toba harus siap menyambut wisatawan tidak terkecuali bidang kuliner dan restaurant. "Kita harus mulai mempersiapkan sertifikasi halal di setiap restaurant. Karena pertanyaan orang Malaysia yang mayoritas muslim, menanyakan hal tersebut. Restaurant ini halal tidak ? mana tulisan halalnya ?," kata Lokot didampingi Kepala Bidang  Pengembangan Destinasi Area I Wijonarko. Hal tersebut diungkapkan Lokot saat acara Workshop Penyusunan  Paket Wisata Wonderful Huta Toba di Hotel Martin Anugrah, Danau Toba, Kamis (22/11).

Kendati dipastikan restaurant itu halal dan dijamin kebersihannya, namun legitimasi sertifikasi halal juga sangat dibutuhkan wisatawan untuk bisa menikmati hidangan di restaurant tersebut. "Makanan halal itu bukan hanya soal agama, tapi juga sudah menjadi gaya hidup di dunia ini. Jadi, sudah saatnya para pengusaha restaurant di Danau Toba memikirkannya hal ini,"kata Lokot yang juga diamini Kasubid Bidang Pengembangan Destinasi Area I B Andhy Marpaung.

Lokot membeberkan, potensi Wisata Halal dinilai memiliki potensi untuk berkembang mengingat banyaknya umat muslim di Malaysia. Selain itu sektor ini pun dianggap menjadi kunci penguatan ekonomi Indonesia.

"Di sisi lain, wisata halal juga menghadapi berbagai tantangan. Terutama dari sisi budaya, demografi, tujuan maupun alokasi biaya yang dikeluarkan untuk berwisata," ungkap Lokot.

Sertifikasi Halal yang menjadi bagian dari wisata halal itu tidak dapat berdiri sendiri, namun menjadi bagian dari keseluruhan industri halal yang mencakup sektor finansial dan pembiayaan.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB