Begitu juga potensi sawah di Desa Pauh, Kecamatan Rawas Ilir, Kabupaten Musi Rawas Utara, Sumatera Selatan, di lokasi tersebut baru terdapat sekitar 317 hektare tersentuh. Padahal 430 hektare lahan masih tidur . Namun lahan ini bisa optimal dengan syarat bila sodetan sudah terbangun.
Bukan mustali dari 430 hektar sawah tersebut mampu meningkatkan potensi produksi gabah mencapai 2.913,65 ton gabah atau sekitar 1.458 ton beras.
Rencana tersebut bisa terealisasi kalau pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap pembenahan lokasi dengan optimalisasi lahan, perbaikan dan normalisasi saluran sungai induk, sehingga peningkatan sarana dan prasarana pertanian.
Sepanjang periode 2015 sampai 2017, Kabupaten Musi Rawas Utara telah menerima sejumlah bantuan, baik itu alat mesin pertanian (alsintan) maupun bantuan sarana sumber air. Bahkan pada tahun ini akan dibangun sumur bor sebanyak 19 unit dan DAM parit sebanyak empat unit.
Melalui Dirjen PSP, pemerintah pusat juga akan menyalurkan bantuan langsung berupa pompa air, pembangunan kanal, hingga traktor beroda dua maupun empat. Semua akan disalurkan kepada kelompok tani yang serius mengoptimalkan lahan persawahan menjadi produktif.
Bupati Musi Rawas Utara, M Syarif Hidayat, seirama dengan pandangan itu. Bila lahan tidur dan telantar bisa digarap optimal, maka Kabupaten Musi Rawas Utara bisa menjadi kawasan percontohan dalam hal peningkatan produksi beras.
"Tentu kalau kalau semua berkembang, kawasan ini akan jadi percontohan. Salah satu caranya dengan memanfaatkan lahan telantar," kata Syarif Hidayat.
Anggota Komisi IV DPR RI, Fauzih Amro ikut mendampingi penyuluhan, menjelaskan, secara keseluruhan di tujuh kecamatan Kabupaten Musi Rawas Utara ada sedikitnya 7.000 hektare potensi lahan yang bisa dioptimalisasi.Â