Selanjutnya, aspek intelektual, mencakup logical thinking, creative thinking, dan practical thinking. “Aspek ini lebih dari sekadar masalah nilai IQ, karena terkait kemampuan seseorang dalam mengelola cara berpikir sehingga mampu memberi pengaruh efektif kepada orang lain,†kata periah gelar doktor Program Pascasarjana Ilmu Administrasi FISIP Universitas Indonesia yang lulus dengan predikat sangat memuaskan.
Berikutnya adalah aspek kemampuan sosial, meliputi social awareness, social relationship management, dan social problem solving skill. Kepala Staf Kepresidenan menekankan, aspek ini lebih dari sekadar kecerdasan emosial karena terkait kemampuan membangun jaringan sosial sebagai modal untuik melebarkan pengaruh.
Terkait aspek kemampuan sosial, Moeldoko mengingatkan, “Penting agar sebagai pemimpin jangan ciptakan barrier atau hambatan psikologis bagi bawahan. Jadi pemimpin itu harus banyak mendengar!â€
Aspek keempat yakni aspek emosional, termasuk di antaranya recognition of emotion, expression of emotional, dan management emosi.
“Ini terkait manajemen emosi atau kemampuan mengelola emosi orang lain sehingga mampu memberikan pengaruh lebih optimal,†lanjutnya.
Aspek kelima adalah aspek personal, menyangkut self awareness, self confidence, dan self motivation. “Inilah salah satu aspek yang menjadi fondasi kepemimpinan, karena terkait dengan kesadaran tentang hakekat diri serta visi-misi pribadi yang akan disebar dan disebarluaskan kepada orang lain,†kata Moeldoko.
Keenam yakni aspek moral, terkait integrity, responsibility, and generosity atau kemurahan hati. “Aspek moral menjadi salah satu fondasi penting kepemimpinan terkait kemampuan seseorang menjaga integritas moral, sehingga pengaruh yang diberikan kepada orang lain menjadi sustainable atau berefek jangka panjang,†urai pemilik beberapa bintang tanda jasa, di antaranya Bintang Dharma, Bintang Bhayangkara Utama, Bintang Yudha Dharma Pratam, dan Satya Lencana Dharma Santala.