Pada awalnya duet Tontowi/Liliyana tak diproyeksikan untuk Asian Games 2010, namun Richard kemudian memutuskan untuk menerjunkan duet Tontowi/Liliyana dibandingkan Nova/Liliyana.
"Saya pikir ini adalah saat yang tepat untuk menurunkan Tontowi/Liliyana. Dengan tampil di Asian Games, mereka punya bekal turnamen multi event sebelum jadi andalan di Olimpiade dua tahun mendatang," kata Richard tentang alasannya enam tahun silam.
Meski kalah di babak awal pada Asian Games 2010, duet Tontowi/Liliyana akhirnya sah jadi duet baru di pelatnas sejak tahun 2011.
"Setelah berpasangan dengan Liliyana, saya merasa makin percaya diri setiap masuk lapangan. Semoga hal ini bisa terus berlanjut di masa depan," ujar Tontowi saat itu.
Di tahun 2011, Tontowi/Liliyana mampu menyabet medali perunggu Kejuaraan Dunia disusul gelar All England pada awal 2012.
Sayangnya, momen bagus itu tak berlanjut di Olimpiade 2012. Tontowi/Liliyana tersisih di babak semifinal dan Indonesia tak mendapat medali di London empat tahun lalu.
Setelah kegagalan di 2012, Tontowi/Liliyana langsung mengalihkan fokus mereka ke Olimpiade Rio de Janeiro 2016. Langkah Tontowi/Liliyana begitu mantap di dua tahun awal, yaitu 2013 dan awal 2014, performa Tontowi/Liliyana mulai merosot di akhir tahun 2014.