KRjogja.com - BONDOWOSO - Komunitas Muda Beda Berkarya mengadakan talkshow literasi digital untuk bijak dan kritis menghadapi berita bohong atau hoax dalam menyambut pesta demokrasi Pemilu tahun 2024 untuk masyarakat Situbondo dan Bondowoso.
Pada era dunia digital dan semakin canggihnya teknologi saat ini, membuat semua masyarakat sangat mudah untuk mengakses segala informasi secara online dan realtime. Hal ini perlu adanya edukasi, dikarenakan dengan kemudahan mengakses informasi perlu sikap yang bijak dan kritis agar tidak mudah termakan berita bohong.
“Hoax itu adalah berita bohong yg tidak ada sumbernya. Perlu sikap yang kritis untuk tidak langsung percaya dan wajib untuk cek terlebih dahulu akan sumber beritanya agar kita tidak termakan berita hoax,” ujar Dr. Luluk Maktumah, M.Pd.I selaku Dosen Universitas Bengkulu pada talkshow komunitas Muda Beda Berkarya yang berlangsung di All in One café Desa Kilensar, Kecamatan Panarukan Situbondo, Senin (26/11/2023).
Baca Juga: Social Engineering, Sebuah Celah di Era Digital
Luluk menghimbau untuk jangan mudah cepat percaya dan langsung ikut menyebarkan berita yang didapatkan dari media sosial dikarenakan dalam mendekati pemilu pasti akan banyak berita-berita hoax yang bertebaran di media sosial. Dirinya juga menegaskan akan konsekuensi tindakan apabila ikut menyebarkan berita bohong akan terancam hukuman pidana.
“Banyak berita atau konten di media sosial yang belum tau sumbernya sudah langsung kita share, apalagi dalam menyambut pemilu. Kita harus bijak sebelum melakukan tindakan dikarenakan semua itu ada konsekuensinya," jelasnya.
Di pasal 28 ayat 1, bila kita melakukan penyebaran hoax akan kena pidana hukuman 6 tahun penjara dan denda 1 milyar."Hanya dikarenakan tidak bisa menahan jari-jari kita yang tidak terkontrol akibat terpengaruh emosi lalu share di status whatsapp atau Instagram,” imbuhnya.
Baca Juga: HM Idham Samawi, Pejabat Berakhlak Pancasila Dekat dengan Rakyat
Luluk juga memaparkan alasan hoax mudah menyebar dikarenakan kebanyakan orang dalam menanggapi berita atau konten di sosial media terlalu mengikuti emosinya dan kurang bisa menanggapi secara rasional. Hal itu yang membuat akan bahaya berita hoax dimana bisa membentuk polarisasi yang bisa memicu perpecahan.
“Kenapa hoax bisa mudah menyebar karena ada perasaan terancam, perasaan marah, perasaan curiga yang berlebihan. Punya rasa tidak percaya diri yang memiliki pemikiran tidak rasional dan hanya mengikuti emosinya saja untuk membentuk polarisasi yang bisa memicu perpecahan,” ujarnya.
Selain itu Luluk juga menekankan agar pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai, untuk mengajak masyarakat Indonesia khususnya di Situbondo untuk bisa lebih bijaksana dalam menanggapi perbedaan pendapat, dan tidak ada sikap intimidasi dan saling fitnah hanya dikarenakan berbeda pendapat.
Baca Juga: Idham Samawi: Pancasila Wujudkan Kedaulatan Pangan, Indonesia Mercusuar Dunia
“Agar pelaksanaan pemilu dapat berjalan dengan aman dan damai, perlu kearifan dan kebijaksanaan dari kita semua termasuk yang ada disini dalam menanggapi perbedaan pendapat. Tidak boleh merasa yang paling sempurna, perlu sikap bijak dalam memilih. Tidak boleh melakukan tindakan yang bisa membuat perpecahan dikarenakan perbedaan pendapat yang berujung intimidasi dan fitnah,” jelasnya.(Ati)