“Penderita stroke pria lebih banyak dari wanita. 52% berbanding 48%. Dari data WHO sepanjang rentang tahun 2000-2019, penyakit stroke merupakan penyebab kematian nomor dua di dunia terbanyak setelah penyakit jantung,” urai Aprilia.
Gejala stroke bisa diamati dari senyum yang tidak simetris, gerak separuh melemah, bicara pelo, kebas, pandangan rabun, sampai sakit kepala berat. Tidak perlu semua dialami, dengan salah satu gejala pun bisa menjadi penyebab stroke.
Penyakit stroke di Indonesia menurut situs Kementerian Kesehatan merupakan penyebab kematian tertinggi pada tahun 2014. Sehingga dalam dunia kesehatan dikenal filosofi mencegah lebih baik dari pada mengobati.
“Tentu ini bukan sekedar filosofi, tapi justru investasi masa depan karena Kesehatan merupakan harta tak ternilai,” imbuh Plt. Kepala Pusat Analisis Perkembangan Perpustakaan dan Pengembangan Budaya Baca Perpusnas Dewi Kartikasari. (Lmg)