Jika dirinci, pemilih berusia 17-30 tahun sebesar 31,9 persen. Sementara pemilih berusia 31-40 tahun sebesar 20,7 persen.
“Mahasiswa sebagai pemilih potensial harus mampu menjadi agent of change agar para generasi muda tidak terpengaruh dengan berita bohong yang berseliweran di media sosial,” ujarnya.
Mahfud juga meminta civitas akademica turut berperan aktif dalam pemilu 2024 nanti. (*)