nasional

Kongres Persatuan PWI: Momentum Bersatu Hadapi Krisis Informasi

Sabtu, 30 Agustus 2025 | 10:44 WIB
Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat mengharapkan PWI bersatu, selain karena nilai sejarah juga banyak menanamkan jurnalisme di Indonesia (Foto Capture)

Krjogja.com - BEKASI– Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) menggelar Kongres Persatuan di Gedung BPPTIK Kominfo Digital (Komdigi), Cikarang, Bekasi, Sabtu (30/8/2025).

Kongres yang dibuka Wakil Menteri Komdigi Nezar Patria ini menjadi sejarah baru karena mempertemukan dua kepengurusan yang sempat berjalan terpisah.

Dua calon Ketua Umum, Hendry CH Bangun dan Ahmad Munir, serta dua calon Ketua Dewan Kehormatan, Sihono HT dan Atal S. Depari, resmi maju dalam forum yang diharapkan menjadi titik temu persaudaraan wartawan.

Baca Juga: Calon Ketua PWI Teken Pakta Integritas: Siap Terima Hasil Kongres, Siap Mundur Jika Tercela

Bukan sekadar memilih pimpinan baru, kongres ini membawa pesan penting: PWI harus kembali bersatu agar mampu menjawab tantangan zaman, terutama krisis informasi di era digital.

PWI Ibarat Matahari Kembar

Ketua Dewan Pers, Komaruddin Hidayat, mengibaratkan kondisi PWI yang terbelah bak matahari kembar. “Matahari kembar bisa membuat cahaya makin terang, tapi juga bisa saling bertabrakan. PWI ibarat partai besar, mirip NU dan Muhammadiyah. Dulu, PWI bahkan lebih besar dari Dewan Pers,” ujarnya.

Komaruddin menekankan, pers sejak dulu menjadi bagian penting perjuangan bangsa. “Kemerdekaan kita juga hasil olahan kata-kata. Nabi pun juru berita dari langit, penyampai pesan. PWI sejak awal menjadi pionir membangun peradaban lewat kekuatan kata. Maka tugas pers hari ini adalah menjaga warisan itu,” katanya.

Kepala BPSDM Hukum, Gusti Ayu Suwardani, yang hadir mewakili Menteri Hukum, menegaskan PWI sebagai organisasi wartawan tertua harus tetap menjadi rujukan.

Baca Juga: Hendry CH Bangun dan Jurnalis Senior dari Yogya Sihono Resmi Daftar Ketua PWI Pusat dan Ketua Dewan Kehormatan, Usung Semangat Persatuan PWI

“PWI adalah organisasi besar, jangan mudah terpancing oleh hal-hal yang viral tapi belum tentu benar. Tugas wartawan adalah menjaga kredibilitas dan integritas informasi,” ucapnya.

Relevansi Jurnalisme di Tengah Media Sosial

Wakil Menteri Komdigi, Nezar Patria, menyoroti tantangan serius yang dihadapi dunia informasi saat ini. Menurutnya, keberadaan media sosial membawa arus besar konten toksik yang bisa memengaruhi cara berpikir masyarakat.

“Pertanyaan yang sering muncul: apakah jurnalisme masih relevan di tengah maraknya media sosial? Jawabannya, sangat relevan. Justru karena kondisi sekarang penuh informasi tak terverifikasi, peran jurnalisme profesional makin dibutuhkan,” tegas Nezar.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB