Jakarta - Pada umumnya, kereta api banyak dijumpai tidak dilengkapi dengan sabuk pengaman, kecuali wahana roller coaster.
Bahkan kereta dari California Zephyr milik Amtrak hingga kereta peluru Shinkansen di Jepang tidak memiliki sabuk pengaman bawaan.
Di sisi lain, mobil sebagai salah satu kendaraan berkecepatan tinggi memiliki alasan tersendiri menggunakan sabuk pengaman.
Hal ini bertujuan untuk mengurangi kematian penumpang kursi depan hingga 45 persen dan cedera kritis hingga 50 persen, dilansir dari Mental Floss, Kamis (11/8/2025).
Baca Juga: Penempatan Dana Pemerintah Di Bank BPD Bisa Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Daerah
Menurut dewan Keselamatan Nasional Amerika Serikat, sabuk pengaman telah menyelamatkan lebih dari 374.276 jiwa antara tahun 1975 hingga 2017.
Salah satu contohnya, pesawat yang dilengkapi sabuk pengaman untuk mencegah cedera penumpang akibat turbulensi.
Risiko Rendah Dibandingkan Kendaraan Lain
Walaupun kereta api tidak memiliki sabuk pengaman, bukan berarti kendaraan ini kurang aman. Terdapat desain, sistem bergerak, dan keselamatan kereta berbeda dengan mobil atau pesawat.
Baca Juga: Jam Kick-off PSIM vs Dewa United Dimajukan ke Sore, Manajer Razzi Taruna Ungkap Hal Ini
Penelitian juga menemukan bahwa risiko berpergian dengan kereta api terlalu rendah untuk membuat sabuk pengaman sebagai investasi yang efektif.
Selain itu, studi tentang potensi pemasangan sabuk pengaman mengatakan bahwa kerugiannya lebih besar dibandingkan keuntungannya.
Meski terkadang ada kecelakaan tragis, seperti anjloknya kereta api di Philadelphia pada tahun 2015, yang menewaskan delapan orang dan melukai 200 lainnya, kecelakaan tersebut tetap jarang terjadi secara statistik.
Baca Juga: OJK Perkuat Sektor Jasa Keuangan Sokong Program Prioritas Nasional
Dibandingkan kendaraan lain, kematian akibat mobil diperkirakan sepuluh kali lebih besar daripada jumlah kematian akibat transportasi umum, termasuk kereta api, bus, trem, dan kereta bawah tanah.