JAKARTA - Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae mengatakan, terkait rencana pemerintah menempatkan dananya di Bank Pembangunan Daerah (BPD) sebenarnya hal itu positif, karena bisa meningkatkan likuiditas BPD dan dana itu akan dioptimalkan untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah.
“ Ini mungkin salah satu dampak hal yang mungkin timbul dari penempatan dana ke BPD,” kata Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Dian Ediana Rae, di Jakarta, Kamis (9/10).
Dikatakan, berdasar data Agustus 2025, kondisi likuiditas BPD secara agregat sangat memadai. Seluruh indikator likuiditas berada di atas ambang batas. Dipaparkan, berdasarkan data posisi Agustus 2005, kondisi likuiditas BPD secara agregat itu masih tergolong sangat memadai dengan LCR itu sebesar 217,65 persen kemudian itu sebesar ALNCD 140,8 persen LDPK sebesar 30, 10 persen.
“Ini seluruhnya berada di atas tershold. Ini sebetulnya mencerminkan bahwa secara agregat tidak terdapat indikasi permasalahan likuiditas pada BPD, “ tegasnya.
Sementara itu pada sisi intermediasi LDR BPD secara agregat tercatat sebesar 78,7 persen . Hal ini mencerminkan ruang ekspansi kredit BPD hingga posisi Agustus 2025 yang lalu itu lebih tinggi dibandingkan dengan industri perbankan secara umum dimana rasio LDR industri perbankan posisi Agustus 2025 tercatat sebesar 86,03 persen.“Jadi ruangnya sudah lebih luas di BPD,” tegasnya.
Dikatakan, agar wacana kebijakan pemerintah dapat berjalan efektif tentu saja BPD agar senantiasa menguatkan infrastruktur baik dari sisi SDM, kebijakan dan juga manajemen risiko yang sehingga penempatan dana pemerintah itu dapat efektif dan optimal dalam memberikan manfaat kepada masyarakat dan pelaku usaha di daerah.
Pada sisi lainnya, tambahnya, dalam melakukan penempatan dana, tentu pemerintah ini diharapkan akan mempertimbangkan aspek pricing atau tingkat suku bunga yang diharapkan ini bisa ikut menurunkan biaya dana sehingga bisa menurunkan biaya kredit.
Kemudian jangka waktu tambahnya, tentu saja Ini sebaiknya tidak tidak pendek, karena proyek itu bervariasi karena proyek itu ada yang 1 tahun 2 tahun 3 tahun 10 tahun ,sehingga kalau kita ingin menjamin bisa bisa menjangkau berbagai proyek, bisa jadi harus di lebih panjang.
Selain itu juga perlu mempertimbangkan kemampuan Bank BPD dalam menjalankan fungsi intermediasi nya. Sehingga perlu ada upaya yang dilakukan BPD yang terus-menerus untuk bisa memberikan kredit dengan tanpa menimbulkan banyak persoalan dengan kredit macet.
Sementara untuk update mengenai penempatan dana pemerintah sebesar Rp 200 triliun di Himbara, Dian mengatakan, secara umum kinerja perbankan pada periode Agustus 2025 itu tumbuh positif dengan pertumbuhan kredit secara wajar mencapai 7,56 persen dan kualitas yang relatif terjaga dengan dengan tingkat NPL gross itu sebesar 2,28 persen.
sementara itu pada aspek likuiditas perbankan secara umum LDR sebesar 86,25 persen. Pada posisi akhir September 2025 pertumbuhan kredit dan DPK perbankan juga tercatat meningkatnya dibandingkan dengan bulan sebelumnya dengan pertumbuhan DPK yang tinggi dibandingkan kredit, hal tersebut menandakan bahwa perbankan memiliki ruang likuitas yang lebih besar untuk menyalurkan kredit kedepannya.
Adapun strategi pemerintah melalui penempatan pemerintah dalam penempatan dana pemerintah atas dan ke saldo anggaran lebih atau SAL kepada Himbara serta BSI dapat diperkirakan dapat meningkatkan likuiditas pada perbankan sehingga dapat memberikan ruang yang cukup untuk menurunkan cost of fund.
Hal tersebut dapat mendorong menurunkan suku bunga pinjaman agar lebih menarik bagi pelaku usaha . Umumnya menurunkan suku bunga kredit mengalami jeda waktu yang beberapa waktu, OJK melihat bahwa masih terdapat ruang untuk penurunan suku bunga, namun penurunannya akan sangat tergantung pada struktur biaya masing-masing bank , terutama terkait dengan biaya dana atau cost of fund dengan beberapa bank masih mengadakan dan mahalnya.
“Jadi apa yang terkait dengan term depositnya, karena pertumbuhan DPK melambat, bank perlu strategi pendanaan mereka, khususnya dengan meningkatkan porsi dana murah untuk menciptakan ruang penurunan bunga kredit yang lebih signifikan, kemudian juga strategi Himbara dan BSI dinilai juga dapat mengelola pendapatan dimaksud secara optimal pada sektor-sektor yang saat ini memiliki potensi pertumbuhan dengan memperhatikan manajemen risiko dan tata kelola yang yang baik.
Adapun penyaluran atas dana SAL hingga September 2005 secara umum telah direalisasikan secara bertahap dan prosi yang sudah disalurkan sudah cukup signifikan. (Lmg)