nasional

FLC Regional III: Dorong Pemuda Jadi Pemimpin Berdampak

Jumat, 14 November 2025 | 19:40 WIB
Para peserta Indonesia Future Leaders Camp (FLC) Regional III (Ist)

Fondasi Kebijakan Publik

Co-founder Malaka Project, Cania Citta dalam presentasinya berjudul “Kebijakan Publik Berbasis Data: Rasionalitas sebagai Kerangka Mengambil Keputusan” mengajak peserta untuk berpikir kritis dan logis dalam membuat keputusan publik.

Cania menjelaskan bahwa “masalah” bersifat relatif, tergantung dari siapa yang menilainya dan apa tujuannya. Hal ini menunjukkan bahwa kebijakan publik harus berangkat dari tujuan yang jelas dan tidak ada satu kebijakan yang benar secara mutlak.

Sebuah kondisi tambahnya, hanya dianggap masalah jika ia menghambat pencapaian tujuan tertentu. Oleh karena itu, tidak ada satu kebijakan yang secara universal lebih baik dari yang lain. Pilihan kebijakan terbaik sangat tergantung pada tujuan yang ingin dicapai, yang seringkali harus diprioritaskan dari dalam diri atau nilai kolektif, bukan sepenuhnya oleh data.

Menurut Cania, fungsi utama data dalam policy making adalah untuk mendukung prinsip berorientasi tujuan (objective oriented principle).

"Artinya, data tidak menjawab 'apa tujuan' kita, melainkan menjawab 'bagaimana cara' mencapai tujuan itu secara efektif. Kebijakan berbasis data adalah kondisi di mana suatu tujuan telah ditetapkan, dan data digunakan sebagai strategi untuk mencapai tujuan tersebut," terangnya.

Menurutnya, data memiliki fungsi penting untuk menjawab bagaimana cara mencapai tujuan, bukan apa tujuan itu. “Data membantu kita memahami rantai sebab-akibat agar langkah (memutuskan kebijakan, red) yang diambil sesuai realitas,” ujarnya.

Cania juga menegaskan bahwa prinsip rasionalitas berarti setiap keputusan harus berorientasi pada tujuan yang hendak dicapai.

“Kebijakan yang rasional adalah kebijakan yang paling efektif mencapai tujuan, bukan yang paling populer,” tambahnya.

Melalui dua sesi inspiratif tersebut, peserta FLC Regional III diajak memahami bahwa kepemimpinan sejati tidak lahir dari jabatan, melainkan dari nilai dan rasionalitas dalam bertindak.

Keduanya menekankan bahwa menjadi pemimpin berarti berani mengambil keputusan yang tepat, memiliki empati, dan memahami dampak nyata bagi orang lain.

FLC yang digelar Kemdiktisaintek secara aplikatif telah merajut esensi kepemimpinan masa depan, yaitu perpaduan antara pemahaman mendalam terhadap kebijakan publik, dan agar generasi muda tidak hanya menjadi pemimpin yang cerdas dan kritis dalam mengawal tata kelola kebijakan publik, tetapi juga calon pemimpin yang mampu mengubah gagasan menjadi solusi nyata bagi kemajuan bangsa, mewujudkan Indonesia Emas 2045.(ati)

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB