nasional

MRF Jatiwaringin Jadi Tonggak Baru, Sinar Mas Land–Waste4Change Dorong Tata Kelola Sampah Berkelanjutan di Tangerang Raya

Rabu, 17 Desember 2025 | 14:25 WIB
Aktivitas pemilahan sampah di RPM Jatiwaringin (Istimewa)

Krjogja.com - TANGERANG - Di tengah darurat sampah yang kian mengemuka, kolaborasi lintas sektor menjadi kunci. Sinar Mas Land bersama Waste4Change resmi menghadirkan Rumah Pemulihan Material (Material Recovery Facility/MRF) Jatiwaringin, fasilitas pengelolaan sampah terpilah berizin pertama di Kabupaten Tangerang dan sekitarnya.

Kehadiran MRF ini digadang-gadang menjadi model baru pengelolaan sampah yang bertanggung jawab dan berkelanjutan di kawasan perkotaan.

Baca Juga: Warna-Warni Buah, Warna-Warni Ilmu: Edukasi Gizi Anak Lewat 'Colorful Salad'

Fasilitas yang dikelola PT Sinar Perubahan Persampahan (PT SPP)—usaha patungan Sinar Mas Land dan Waste4Change—ini diresmikan dengan dihadiri Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI Diaz Hendropriyono, perwakilan Pemerintah Provinsi Banten dan Kabupaten Tangerang, serta jajaran pimpinan Sinar Mas Land dan Waste4Change. Kehadiran para pemangku kepentingan menegaskan bahwa persoalan sampah tak bisa diselesaikan sendiri-sendiri.

Data tahun 2024 mencatat Kabupaten Tangerang memproduksi lebih dari 2.100 ton sampah per hari, atau hampir 800 ribu ton per tahun. Angka ini menempatkan Tangerang sebagai salah satu wilayah dengan timbulan sampah terbesar di Banten.

Di sisi lain, penutupan lapak limbah ilegal oleh pemerintah daerah menunjukkan urgensi menghadirkan fasilitas pengelolaan sampah yang resmi, berizin, dan sesuai standar nasional.

Baca Juga: SD Negeri Maguwoharjo 1 Galang Dana Bagi Korban Bencana Sumatera

MRF Jatiwaringin hadir di tengah situasi tersebut, sekaligus menjawab kebutuhan kawasan BSD City dan sekitarnya yang tumbuh pesat secara residensial dan komersial. Sampah yang dihasilkan aktivitas masyarakat membutuhkan sistem pengelolaan modern agar tidak berakhir di tempat pembuangan akhir (TPA).

Advisor President Office Sinar Mas Land sekaligus Project Coordinator TPST BSD City, Ignesjz Kemalawarta, menyebut fasilitas ini sebagai wujud nyata komitmen pengelolaan sampah berkelanjutan.

“Rumah Pemulihan Material Jatiwaringin menjadi bagian dari sistem ekonomi sirkular terintegrasi. Kami ingin mendorong partisipasi aktif masyarakat dalam menjaga kebersihan dan kelestarian lingkungan,” ujarnya.

Saat ini, Waste4Change menangani pengangkutan sampah di 7 area dan 29 klaster BSD Timur, serta 20 area dan 81 klaster BSD Barat, dengan total volume mencapai 40 ton per hari. Kolaborasi ini memastikan sampah dikelola secara profesional dari hulu ke hilir.

Dengan kapasitas hingga 50 ton per hari, MRF Jatiwaringin menjalankan proses pemilahan terperinci.

Sampah rumah tangga ditimbang, dipilah melalui conveyor oleh operator, lalu dikelompokkan menjadi tiga kategori: material bernilai ekonomis untuk offtaker, bubur organik untuk budidaya Black Soldier Fly (maggot), serta residu yang diolah menjadi Refuse-Derived Fuel (RDF) sebagai bahan bakar alternatif industri semen.

CEO Waste4Change, M. Bijaksana Junerosano, menegaskan bahwa fasilitas ini tidak hanya mencegah sampah berakhir di TPA, tetapi juga menjadi percontohan pengelolaan sampah patuh regulasi di tingkat kawasan.

Halaman:

Tags

Terkini

Lagi, Kilang Pertamina Luncurkan Produk Setara Euro 5

Minggu, 21 Desember 2025 | 15:00 WIB

GKR Hemas Dukung Ulama Perempuan di Halaqoh KUPI

Rabu, 17 Desember 2025 | 22:20 WIB

1.394 KK Ikut Penempatan Transmigrasi Nasional 2025

Rabu, 17 Desember 2025 | 10:30 WIB

Airlangga Hartarto Usulkan 29, 30, 31 Desember WFA

Rabu, 17 Desember 2025 | 05:56 WIB