Krjogja.com - YOGYA - Meninggalnya pebulutangkis China, Zhang Zhi Jie di pertandingan Asia Junior Championship, di GOR Amongraga Yogyakarta, Minggu (1/7/2024) malam menjadi perhatian dunia. Keluarga dan tim dari China terlihat cukup sulit menerima kepergian Zhang, namun memutuskan tetap lanjut bertanding dalam kejuaraan tersebut.
Zhang meninggal dunia setelah sempat kolabs di lapangan. Ia mendapat penanganan di dua rumah sakit yakni RSPAU Harjolukito dan RSUP Dr Sarjito namun dalam keadaan yang sudah tidak bernafas.
Banyak yang menyebut bahwa penanganan kondisi kedaruratan penyelenggara cukup lemah. Video yang banyak beredar, saat Zhang terjatuh terungkup, medis cukup lama masuk ke lapangan, dan hal itu dituding sebagai penyebab.
Baca Juga: Cegah Judi Online, Ponsel Prajurit Korem 072/Pmk Diperiksa
Broto Happy, Humas dan Media Panpel Kejuaraan Badminton Junior Asia mengatakan, pihaknya sudah mengikuti standar prosedur penanganan yang ada di aturan Badminton World Federation (BWF). Namun penanganan tetap merujuk pada aturan bahwa orang yang berwenang mengijinkan medis masuk adalah Referee.
"Setelah referee mengijinkan, medis segera masuk dan melakukan penanganan. Hanya memerlukan waktu 1 menit 20 detik, pada saat dokter pertama kali masuk lapangan hingga memutuskan untuk segera dibawa ke ambulans," ungkap Broto, Senin (1/7/2024).
Baca Juga: Magic Leadership, Belajar Cara Survive dan Berkembang di Dunia Bisnis
Karena situasi ini, Indonesia melalui PBSI dan Badminton Asia akan membawa kasus ke BWF. Indonesia mendesak perubahan aturan kegawatdaruratan di tengah pertandingan agar keselamatan atlet tetap menjadi prioritas.
"Aturan tertulis dari SOP dan guidelines tentang tim medis yang tidak bisa serta masuk ke lapangan sebelum ada call dari referee harus kita kaji ulang. Kami akan membawa kasus ini ke BWF demi kebaikan dan keselamatan atlet di masa depan," tandas Broto. (Fxh)