Tidur Lama, PSSI Diminta Kembalikan Kejayaan Sepak Bola Putri Indonesia

Photo Author
- Rabu, 20 Desember 2023 | 21:45 WIB
 Salah satu pesepak bola putri beradu keterampilan dengan pemain putra, dalam skema pertandingan gabungan pemain putra- putri pada turnamen MilkLife Soccer Challenge (MSC) di Supersoccer Arena Kudus.
Salah satu pesepak bola putri beradu keterampilan dengan pemain putra, dalam skema pertandingan gabungan pemain putra- putri pada turnamen MilkLife Soccer Challenge (MSC) di Supersoccer Arena Kudus.

KRjogja.com - KUDUS- PSSI diminta membuka mata serta secara konsisten melakukan pembinaan dan menggelar roda kompetisi agar sepak bola putri agar bisa kembali meraih kejayaan.

Indonesia pernah berjaya dengan memiliki tim tangguh sepak bola putri pada tahun 1980-an, di era Mutia Datau.

Namun selama 40 tahun terakhir, kejayaan sepak bola putri Indonesia meredup dan tak terdengar lagi kiprahnya.

Tokoh sepak bola Indonesia, Budi Tanoto, yang kini memegang tanggung jawab pelaksana turnamen sepak bola putri usia dini MilkLife Soccer Challenge (MSC) mengatakan, sudah saatnya PSSI menggelar kompetisi sepak bola putri secara rutin.

Tujuannya untuk memunculkan kembali talenta- talenta muda yang kelak akan menjadi pemain andalan masa depan Indonesia.

“Sepak bola putri sudah tidur terlalu lama, sehingga perlu dibangunkan untuk kembali bangkit meraih kejayaan,” ungkapnya, Rabu (20/12).

Budi menyatakan, kompetisi sepak bola putri U-10 dan U-12 MSC yang diinisiasi Milk Life dan Djarum Foundation, sudah tiga kali digelar sepanjang tahun 2023, dengan home base pertandingan di Super Soccer Arena Desa Rendeng Kudus.

Stadion megah milik PT Djarum itu memang dikhususkan untuk pembinaan sepak bola putri kelompok U-10 dan U-12 dari para siswi tingkat Sekolah Dasar (SD) di wilayah Kudus dan sekitarnya.

“Proses pembibitan dan pembinaan sepak bola putri usia dini ini tak lepas dari keinginan bos PT Djarum Victor Hartono.”

“Jika kita mampu melakukan pembinaan prestasi secara konsisten, maka sepak bola putri Indonesia akan kembali berjaya,” tegasnya.

Budi Tanoto lalu menceritakan bagaimana sepak bola putri Indonesia mampu mengharumkan nama bangsa di era tahun 1980- an, di bawah kapten timnas yang juga kiper andalan Mutia Datau.

Saat itu bertanding melawan Jepanga, timnas putri Indonesia mampu melibas tim putri asal Negeri Sakura dengan skor telak 6-0.

Namun setelah itu, tim Indonesia tenggelam di kancah persepakbolaan dunia.

Berbeda dengan Jepang yang begitu konsisten melakukan pembinaan, terbukti pada tahun 2011 mampu berprestasi meraih gelar kejuaraan Piala Dunia Wanita.

Halaman:
Dilarang mengambil dan/atau menayangkan ulang sebagian atau keseluruhan artikel
di atas untuk konten akun media sosial komersil tanpa seizin redaksi.

Editor: Agusigit

Tags

Rekomendasi

Terkini

X