PATI, KRJOGJA.com - Ribuan keris yang didatangkan dari penjuru tanah air, dipamerkan di event bursa Tosan Aji 2019, di gedung Juang Pati, mulai Jumat (2/8/2019). Pameran yang digelar Kanigoro, mengambil tema "Goegah Keris Pati", dan akan berlangsung hingga dua hari ke depan.Â
"Pameran bertujuan agar masyarakat tidak memiliki persepsi negatif terhadap keris. Karena, sebenarnya keris, itu logis dan nalar. Hal tersebut didasarkan pengakuan PBB dan UNESCO, jika keris tidak didapatkan di negara lain," demikian diungkapkan ketua panpel, Arifin. Â
Sementara itu, Bupati Pati Haryanto mengatakan bahwa pameran bisa menjadi media edukasi ke masyarakat. "Karena ada masyarakat yang beranggapan bahwa memiliki keris adalah syirik. Itu tidak benar. Karena keris bisa dinikmati sebagai karya seni dan budaya," tegasnya.Â
"Masyarakat bisa mengetahui berbagai jenis, macam, sejarah dan manfaat keris," ucap Haryanto.Â
Keris senjata tradisional Indonesia salah satu warisan budaya dunia yang tercatat di UNESCO. Bentuk keris pada umumnya memiliki dua sisi yang melengkung dan juga tajam pada ujungnya.
Keris sudah ada sejak zaman dulu, saking lampaunya senjata tradisional ini masih belum diketahui sumber tepatnya kapan pertama kali ditemukan. Asal mulanya sebutan keris berasal dari singkatan bahasa Jawa yaitu "Mlungker-mlungker kang bisa ngiris" artinya dalam bahasa Indonesia adalah "(Alat) berliku-liku yang bisa mengiris atau membelah".
Bagian Indonesia yang paling banyak menggunakan senjata ini adalah beberapa wilayah yang terpengaruh zaman Majapahit yaitu Jawa, Madura, Nusa Tenggara, Sumatra, pesisir Kalimantan, dan masih banyak lagi. Diberbagai daerah Indonesia memiliki jenis dan nama masing- masing di seluruh daerahnya.Â