DIBALIK perjuangan RA Kartini, memiliki banyak arti penting untuk menggugah semangat masyarakat. Diantaranya soal minat membaca yang masih rendah dan kepedulian terhadap ibu melahirkan. Menteri Sosial, Khofifah Indar Parawansa menyampaikan hal tersebut tersebut, seusai ziarah dan doa bersama di makam tokoh pahlawan emansipasi wanita RA Kartini di desa Bulu Kecamatan Bulu,Kabupaten Rembang, Jumat (21/04/2017).
Ia mengisahkan RA Kartini sangat gemar membaca. Banyak referensi berbahasa Belanda dibaca sampai tuntas. Bahkan dalam sejarah disebutkan, RA Kartini pernah berharap kepada gurunya, Kiai Soleh Darat di Semarang, untuk membuat tafsir dan terjemahan kitab suci Al Quran dengan huruf Arab Pegon. Kartini dengan telaten membaca satu per satu arti ayat-ayat Al Quran.
Baca Juga :
Naura, Sosok Kartini Kekinian di Lapangan Futsal
Kebiasaan tersebut mestinya bisa menjadi suri tauladan bagi generasi muda. Hasil penelitian UNESCO, di Indonesia minat baca masyarakat hanya 0,01 atau dari 1.000 orang warga, hanya 1 yang senang membaca. Padahal melalui membaca, bisa mendongkrak daya saing. Ternyata pemikiran RA Kartini, sudah jauh lebih maju dibandingkan dengan kondisi sekarang. Selain membaca, Khofifah juga mengingatkan wafatnya RA Kartini, ketika melahirkan anak satu-satunya, Raden Mas Soesalit.
“Maka masyarakat bisa belajar dari pengalaman itu, terutama bagi ibu yang tengah hamil untuk rutin memeriksakan kandungannya ke bidan maupun dokter, minimal 3 - 4 kali. Tujuannya, untuk menurunkan angka ibu meninggal dunia saat persalinan. Perlu gerakan bersama, supaya kampanye peduli ibu hamil tak meredup,†kata Mensos.
Kedatangan Menteri Sosial, juga dibarengi dengan peresmian pustaka digital di dekat area makam RA Kartini. Pengunjung sewaktu-waktu bisa datang membaca, melalui jaringan internet gratis yang disediakan oleh Telkomsel.
Tampak ratusan pengunjung berjubel di depan makam, menyaksikan kegiatan tersebut. Setelah rombongan Menteri Sosial meninggalkan kompleks makam, warga dari kalangan umum baru masuk untuk berziarah.