Dengan 10 kelas yang diperlombakan diharapkan dapat mengakomodasi semakin banyaknya downhiller yang berpartisipasi.
Memiliki panjang 2,3 kilometer dan lebar 1,5 meter, Ternadi Bike Park terdaftar dalam Union Cycliste Internationale (UCI) dengan level C1.
Artinya, trek yang berada di kaki Gunung Muria ini punya obstacle paling ekstrim, baik dari sisi elevasi (ketinggian) maupun karakteristik lintasannya.
Dengan level C1 siapapun yang jadi juara di Ternadi Bike Park akan dapat 40 poin di ranking UCI. Lalu posisi kedua dan ketiga masing-masing mendapat 30 dan 20 poin.
Persaingan memang makin panas jelang race, salah satu rider unggulan M Abdul Hakim sudah tebar ancaman.
Atlet yang pernah masuk jajaran 100 terbaik dunia kategori Downhill Men Elite ini optimis bisa naik podium dan mendulang poin maksimal.
Downhiller dari Team 76 Rider DH Squad ini mengatakan seri kedua di Ternadi Bike Park menjadi keuntungan tersendiri lantaran ia cukup akrab dengan lintasannya.
“Seri kedua di Ternadi ini pastinya menjadi keuntungan buat saya, karena saya jadi punya waktu latihan lebih banyak.”
“Saya berusaha mempersiapkan diri dengan baik, mulai dari fisik, latihan di track, dan juga settingan sepeda,” ungkap Hakim.
Meski optimis namun ia tak mau gegabah mengingat persaingan di 76 Indonesian Downhill sangat dinamis.
Buktinya kampiun di kelas Men Elite tahun lalu Rendy Varera Sanjaya, saat ini masih tercecer di posisi lima klasemen sementara.
Demikian juga unggulan lainnya rider langganan juara Khoiful Mukhib mesti berjuang ekstra untuk bisa merangkak naik dari urutan tujuh klasemen.
Harus diakui kelas Men Elite tahun ini sangat ketat sekali, karena banyak rider-rider muda sekarang yang bagus-bagus.
Sementara yang sudah lama di Men Elite juga enggak mau kalah.
“Jadi persaingannya seru dan ketat. Saya sendiri juga harus benar-benar siap agar bisa jadi juara di Ternadi,” katanya.