KRjogja.com - KUDUS - Aksi sujud syukur langsung dilakukan warga Desa Tanjungrejo, Kecamatan Jekulo, Kabupaten Kudus, Jawa Tengah. Aksi spontanitas ini dilakukan, usai aktivitas tambang galian C ilegal di di desa setempat ditutup oleh Pemkab Kudus.
Aksi yang berlangsung di perempatan kawasan pemakaman umum desa setempat pada Jumat (27/6/2025) lalu, menjadi simbol kemenangan perjuangan warga Tanjungrejo selama bertahun-tahun dirugikan dengan aktifitas tambang illegal.
Selama bertahun-tahun itu pula, mereka menyoroti kerusakan lingkungan mereka yang terdampak aktivitas pertambangan material tanah dan batu tersebut.
Baca Juga: Cek Yuk, Bulan Juli Ada Tanggal Merah Apa Saja?
Warga yang berasal dari Dukuh Beji dan Ngablak datang ke perempatan desa setempat, dengan membawa tampah berisi jajanan pasar sebagai bentuk tasyakuran.
Tak ketinggalan, mereka juga membentangkan spanduk berisi ucapan terima kasih kepada Bupati Kudus Sam’ani Intakoris. Sebab Bupati Kudus telah merespons aksi protes warga.
Ucapan yang sama juga diberikan kepada Ketua DPRD Kudus Masan, Kapolres AKBP Heru Dwi Purnomo, dan Dandim Letkol Inf Hermawan Setyabudi yang dinilai berjasa dalam menutup tambang ilegal tersebut.
Aksi dimulai dengan doa bersama yang dipimpin sesepuh setempat, kemudian dilanjutkan dengan sujud syukur di tengah jalan. Langkah penutupan tambang illegal ini sebagai jawaban atas keresahan warga selama ini.
“Kami sangat bersyukur. Momen ini bertepatan dengan Tahun Baru Islam 1 Muharram, dan menjadi kado terbaik bagi warga yang sudah lama terdampak aktivitas tambang ilegal,” tandas Joko Prihatin selaku koordinator aksi.
Joko menyebut, selama bertahun-tahun aktivitas tambang galian C ilegal telah menyebabkan kerusakan jalan, polusi udara akibat debu tebal. Bahkan bahaya kecelakaan karena kondisi jalan yang licin.
Baca Juga: Video Polisi Lawan Arus Saat Kawal Pejabat di Demak Viral, Kakorlantas Bersikap
Parahnya lagi, aktivitas tambang disebut mengancam keselamatan Bendungan Logung. Sebab aktifitas penambangan dilakukan di lokasi yang sangat dekat dengan area tampungan air.
“Setiap hari ratusan truk lalu-lalang mengangkut tanah. Jalanan desa rusak parah. Banyak pengendara motor jatuh terpeleset, dan lingkungan kami makin rusak,” tegasnya.
Menanggapi aksi warga, Bupati Sam’ani mengapresiasi semangat masyarakat yang turut menjaga lingkungan. Ia mengingatkan agar warga tetap waspada dan segera melapor jika tambang ilegal kembali beroperasi.