Mereka juga mengusung misi mempertahankan supremasi dan tradisi juara.
Sementara itu di sektor U-19 Putra, terjadi “El Clasico” bulutangkis junior antara PB Djarum A dan PB Jaya Raya, dua klub elite yang konsisten mendominasi turnamen nasional dan internasional.
PB Djarum A melaju ke final usai menghentikan langkah Banthongyord Thailand 3-1.
Kemenangan PB Djarum A ditentukan oleh Raditya Bayu Wardhana, Yarits Al Kaaf, dan pasangan ganda Alexius Ongkitama/Aquino Kennedy yang menang walkover karena cedera lawan.
Raditya selaku kapten menyebut laga final nanti akan jadi ujian sesungguhnya bagi mereka.
“Kami sudah beberapa kali bertemu Jaya Raya. Kami siap habis-habisan untuk mempertahankan Piala Liem Swie King,” ucapnya.
PB Jaya Raya mengamankan tiket final setelah menyingkirkan PB Djarum B dengan skor 3-1.
Bintang mereka, Denis Azzarya, tampil solid, disusul kemenangan penting dari Maharishiel Timotius dan pasangan Muhammad Vito/Yugo Alvaro.
Laga ini menggagalkan skenario all-Djarum final di sektor U-19 Putra.
Sementara itu di kategori U-13 Putra, dua tim tampil luar biasa dan melaju ke final, yaitu PB Taqi Arena dan PB Jaya Raya Solo.
Keduanya sama-sama menang telak 3-0 di babak semifinal dan akan memperebutkan Piala Tontowi Ahmad di partai puncak.
PB Taqi Arena mendominasi laga kontra PB Talenta Manado lewat permainan cepat dari Aditya Naufal, Fawwas Rafisqy, dan Michael Angello.
Di sisi lain, Jaya Raya Solo mengandalkan Shiddiq Alfarizi, Alvian Ditya, dan Yafi Akhtartsany untuk menumbangkan PB Champion Kudus.
Yafi, penentu kemenangan terakhir Jaya Raya Solo, menyebut timnya sangat termotivasi untuk menjadi klub pertama yang merebut trofi di kategori baru U-13 ini.
“Kami akan bermain disiplin dan minim kesalahan,” kata Yafi.