Drama terjadi di partai final U-19 Putra, ketika PB Djarum A harus bertarung hingga laga kelima melawan PB Jaya Raya.
Skuad asuhan Dionysius Hayom Rumbaka akhirnya menang tipis 3-2, dengan Yarits Al Kaaf Rengganingtyas menjadi pahlawan kemenangan setelah menundukkan Yusack Christian 21-18, 22-20.
Di sektor putri, Banthongyord Thailand berhasil merebut gelar U-19 Putri setelah tampil solid dan konsisten.
Tim asal Negeri Gajah Putih ini menyingkirkan PB Djarum di final dan berhak membawa pulang Piala U-19 Putri ke luar negeri, mempertegas kekuatan Thailand di level junior Asia.
Tidak hanya Banthongyord, klub luar negeri lainnya yang mencuri perhatian adalah Granular Thailand, yang meraih juara U-17 Putri.
Di antara para atletnya, Lalita Sattayathadakoon dinobatkan sebagai atlet favorit setelah menampilkan performa stabil sepanjang turnamen.
Dari dalam negeri, PB Exist Bogor tampil sebagai kekuatan kuat dengan meraih dua gelar sekaligus, U-15 Putri dan U-17 Putra.
Di U-15 Putri, mereka menundukkan PB Djarum, sementara di U-17 Putra mereka menaklukkan lawan-lawan tangguh termasuk Jaya Raya Jakarta dan Gideon Badminton Academy.
Salah satu pemain yang mencuri perhatian dari PB Exist adalah Tsaqib Ghaisan Zhaidar, yang membawa timnya menjadi juara U-17 Putra dan sekaligus terpilih sebagai atlet favorit.
Kiprah PB Exist kian diperhitungkan sebagai penantang serius di berbagai kelompok umur.
PB Jaya Raya, meskipun gagal merebut gelar utama, tetap mencatat prestasi impresif dengan menyabet juara di U-13 Putra melalui tim Jaya Raya Solo.
Mereka juga meraih podium di beberapa sektor lain seperti U-13 Putri dan U-17, membuktikan konsistensinya sebagai klub besar di level junior.
Total delapan kategori diperebutkan dalam Polytron Superliga Junior 2025 yang mempertemukan klub-klub elite dari dalam dan luar negeri.
Piala-piala bergilir yang dinamai legenda bulu tangkis Indonesia, seperti Tontowi Ahmad, Liliyana Natsir, Sigit Budiarto, dan Liem Swie King, menjadi motivasi tambahan bagi para atlet muda.