Menurut Marciano Norman, PON Bela Diri ini menjadi wadah penting bagi cabang-cabang olahraga non-Olimpiade yang mulai absen dari PON reguler mulai 2028.
Ajang ini diharapkan menjaga kontinuitas kompetisi dan pengembangan atlet bela diri nasional.
Bupati Kudus, Samani Intakoris, merasa bangga atas sambutan luar biasa warga dan dampak positif acara terhadap ekonomi lokal.
"Kehadiran atlet dan ofisial menggerakkan UMKM dan pariwisata, memberi manfaat nyata bagi masyarakat Kudus," ujarnya.
Djarum Arena Kaliputu difungsikan sebagai pusat pertandingan dengan empat area berbeda, di mana pertandingan Taekwondo dan Judo dibuka terlebih dahulu.
Gulat dan cabang lainnya akan menyusul dalam jadwal kompetisi yang ketat.
KONI Pusat juga memberikan apresiasi khusus kepada Djarum Foundation yang berperan besar dalam suksesnya penyelenggaraan PON Bela Diri ini.
Dukungan swasta dianggap vital dalam memajukan olahraga nasional dan menyelenggarakan event berkualitas.
Marciano mengajak semua pihak untuk memanfaatkan momentum ini sebagai peluang membina atlet berbakat yang kelak akan mewakili Indonesia di panggung internasional.
“Mari kita gunakan ajang ini sebaik-baiknya untuk kemajuan olahraga bela diri,” katanya.
Defile atlet yang berjalan dari Djarum Arena ke Alun-alun Simpang Tujuh diwarnai gelombang antusiasme masyarakat yang memadati jalanan, menyambut kedatangan para peserta dengan hangat dan semangat tinggi.
PON Bela Diri Kudus 2025 bukan hanya soal olahraga, tapi juga merupakan pesta budaya dan pariwisata yang membawa berkah bagi Kota Kudus.
Ajang ini diharapkan menjadi tonggak pengembangan olahraga bela diri yang berkelanjutan di Indonesia.
Dengan semangat sportivitas dan kebersamaan, PON Bela Diri Kudus 2025 siap melahirkan juara baru sekaligus memperkuat pembinaan atlet bela diri nasional untuk masa depan yang lebih gemilang. (Trq)