“Pertandingan berjalan lancar dan kami berharap PON Bela Diri bisa menjadi kalender rutin dengan persiapan lebih matang di masa depan,” katanya.
Sementara itu, di Shorinji Kempo, persaingan berlangsung ketat dengan DKI Jakarta keluar sebagai juara umum dengan tujuh emas.
Atlet Papua Barat, Kelvin Saweri, mencuri perhatian dengan meraih emas nomor randori 75 kg putra.
“Meski awalnya cemas, latihan keras terbayar lunas,” ungkap Kelvin penuh syukur.
Kelvin menambahkan, “Di atas matras, teknik dan ketenangan jadi kunci kemenangan.”
Ia juga berharap bisa menjadi teladan bagi atlet muda di kampung halamannya.
Cabang Pencak Silat tidak hanya menjadi ajang persaingan, tapi juga wadah mempererat hubungan antar atlet dan masyarakat.
Atlet seperti Fitri Mawarni dari Kalimantan Timur berhasil meraih emas di nomor Tanding B Putri setelah mengatasi rasa gugup.
Fitri berterima kasih atas dukungan doa dan latihan intensif sejak akhir 2024 yang membantunya mengalahkan pesaing dari DKI Jakarta dengan skor telak 34-14.
Saat ini, PON Bela Diri Kudus 2025 menyisakan tiga cabor terakhir, yaitu Ju-jitsu, Karate, dan Wushu.
Ketua KONI berharap penyelenggaraan ini bisa menjadi agenda tetap yang mendorong atlet bela diri nasional berprestasi hingga ke tingkat internasional seperti SEA Games, Asian Games, bahkan Olimpiade.
Marciano menegaskan, “Dengan lebih banyak event seperti ini, saya optimis atlet bela diri kita tak hanya jadi penyumbang medali di SEA Games, tapi juga Asian Games dan Olimpiade, jadi kebanggaan bangsa.”
Semangat dan dukungan terus mengalir dari Kudus untuk masa depan bela diri Indonesia.(Trq)